BUSINESS

Pakai Baterai Produksi Lokal, TKDN Hyundai Kona Electric Naik Jadi 80%

Kona Electric mobil pertama pakai baterai produksi lokal.

Pakai Baterai Produksi Lokal, TKDN Hyundai Kona Electric Naik Jadi 80%All-new KONA Electric akan hadir dengan berbagai keunggulan Compact SUV yang nyaman dan lapang.
03 July 2024

Fortune Recap

  • Pabrik baterai kendaraan listrik Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power akan meningkatkan Tingkat Kompenen Dalam Negeri (TKDN) dari Hyundai Kona Electric.
  • Kona Electric, mobil listrik pertama di Indonesia, akan menggunakan baterai produksi lokal dengan TKDN naik menjadi 80 persen.
  • Pemerintah memiliki target produksi hingga 600 ribu unit mobil listrik berbasis baterai pada 2030 untuk mengurangi emisi CO2 dan impor BBM.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dengan beroperasinya pabrik baterai kendaraan listrik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power akan meningkatkan Tingkat Kompenen Dalam Negeri (TKDN) dari Hyundai Kona Electric.

Kona Electric diklaim mobil listrik pertama di Indonesia yang akan menggunakan baterai produksi lokal. “Yang awalnya 40 persen naik jauh lebih tinggi menjadi 80 persen,” kata Luhut saat acara peresmian Ekosistem Baterai dan Kendaraan Listrik Korea Selatan di Indonesia, Rabu (3/7).

Dengan baterai yang telah diproduksi dalam negeri, akan memberikan nilai tambah dan daya saing industri yang lebih baik.

Selain itu, pemerintah memiliki target produksi hingga 600 ribu unit mobil listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV) pada 2030.Adanya pabrik baterai listrik terbesar di Asia Tenggara ini mampu menambah kapasitas produksi di Indonesia.

"Produksi Kona Electric 50.000 unit per tahun ini akan menambah kapasitas produksi Indonesia secara signifikan," ujarnya. 

Di sisi lain, dengan kapasitas produksi mobil listrik hingga 600 unit pada 2030 diperkirakan dapat memangkas emisi CO2 sekitar 160 ribu ton per tahun. Produksi mobil listrik juga akan mengurangi impor BBM sekitar 45 juta liter per tahun, serta menghemat subsidi untuk bahan bakar hingga Rp131 miliar per tahun.

“Dan ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang beredar,” ujar Luhut.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.