Semakin Diminati, AI Menjadi Asisten Andal dalam Bisnis
Tata kelola AI juga wajib menjadi pertimbangan
Jakarta, FORTUNE - Kecanggihan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) saat ini semakin menguntungkan bagi bisnis dan perusahaan. Bagaimana tidak? AI mampu meningkatkan berbagai aspek bisnis, mulai dari pengambilan keputusan, pengalaman pelanggan, hingga pertumbuhan pendapatan.
Sebagai contoh, studi IBM Institute for Business Value mencoba mempelajari sikap para CEO dalam mempertimbangkan AI untuk membantu mengambil keputusan. Hasilnya, tiga dari empat atau sebanyak 75 persen CEO studi IBM percaya bahwa penerapan AI akan mampu memberikan competitive advantage dalam bisnis.
Meskipun demikian, masifnya penggunaan AI saat ini pun juga dibarengi dengan kekuatiran dan sebuah pertanyaan, yaitu “Apakah AI akan sepenuhnya menggantikan manusia?”
President Director of IBM Indonesia, Roy Kosasih menjawab dengan tegas bahwa kehadiran AI tidak akan bisa sepenuhnya menggantikan manusia. AI justru akan menjadi asisten teknologi baru yang membantu manusia untuk meningkatkan kapabilitasnya dalam bekerja.
“Artificial Intelligence (AI) tidak akan menggantikan manusia, tetapi AI akan menggantikan manusia yang tidak menggunakan AI,” jelas Roy Kosasih pada Fortune Indonesia Summit 2024, (7/3).
Peran AI dalam bisnis saat ini memang semakin krusial. Pemimpin perlu memahami bagaimana cara memberdayakan karyawan dengan AI sehingga dapat memberikan multiplier effect pada bisnis.
Di sisi lain, penggunaan AI memerlukan batasan tertentu. Layaknya sebuah pagar, tata kelola AI akan melindungi pengguna dari penyalahgunaan kecerdasan digital.
Dalam hal ini, IBM memiliki tiga prinsip inti dalam meregulasi kecerdasan buatan. Prinsip pertama adalah mengatur risiko AI dan bukan algoritma AI. Aplikasi tiap-tiap AI memiliki tingkat risiko yang berbeda.
Prinsip kedua, pengembang dan penyebar AI harus bertanggung jawab dan tidak kebal dari hukum. Ketiga, IBM mendukung inovasi AI terbuka dan bukan rezim lisensi AI. Kecerdasan buatan harus dibangun oleh dan untuk banyak pihak, bukan untuk satu organisasi saja.
IBM juga menghadirkan watsonx.governance untuk mengakomodir ketiga prinsip regulasi ini. Perusahaan ingin membantu bisnis menerapkan AI secara bertanggung jawab dan bersiap untuk regulasi baru dari pemerintah.
watsonx.governance sendiri merupakan salah satu bagian terintegrasi dari platform custom AI IBM yang dirilis khusus untuk bisnis, yaitu watsonx. “Dengan watsonx.governance, klien IBM dapat memastikan penyebaran AI mereka bertanggung jawab dan layak dipercaya masyarakat,” jelas Roy Kosasih.
watsonx.governance juga diyakini dapat menjadi solusi keamanan dari risiko penggunaan AI. Solusi pertama adalah soal asal data. Inti dari AI generatif adalah big data dan perusahaan harus menentukan data yang tepat untuk digunakan, dari mana asalnya, bagaimana perkembangannya, dan bagaimana jika ada kesalahan dalam aliran datanya.
Lalu, kemampuan menjelaskan model menjadi poin solusi kedua. Model AI generatif harus transparan dan dapat dijelaskan untuk mengurangi disinformasi berbahaya atau konten yang menipu.
Solusi ketiga adalah mitigasi bias. Perusahaan juga perlu memastikan data hygiene dan mengurangi bias yang penting untuk mitigasi risiko.
Penggunaan AI di bisnis semakin penting untuk tetap menjadi yang terdepan. Meskipun demikian, penggunaan AI dengan tata kelola dan etika baik juga perlu menjadi keharusan. watsonx.governance pun bisa menjadi salah satu pilihan Anda. (WEB)