Rasio Solvabilitas: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Rumusnya
Rasio solvabilitas jadi petunjuk kemampuan membayar utang.
Jakarta, FORTUNE – Perusahaan yang memiliki kinerja baik tidak hanya diukur dari performa pendapatan maupun labanya. Dalam menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan, kemampuan untuk membayar kewajiban menjadi salah satu faktor yang mesti diperhitungkan.
Nah, kesanggupan perusahaan untuk melunasi utangnya inilah yang disebut dengan rasio solvabilitas. Bahkan, rasio tersebut menjadi tolok ukur untung atau bangkrutnya suatu perusahaan, demikian laman Sampoerna University.
Pemberi pinjaman atau kreditur menggunakan rasio solvabilitas sebagai metrik utama untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, termasuk utang jangka panjang.
Rasio sama menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh pinjaman. Di sisi lain, indikator tersebut turut menunjukkan apakah arus kas perusahaan cukup untuk memenuhi kewajiban jangka panjang.
Rasio solvabilitas yang tidak menguntungkan menyiratkan kemungkinan bahwa perusahaan akan gagal membayar kewajiban utangnya, sebagaimana dilansir dari laman jurnal.id.
Pengertian rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban utang jangka panjang. Selain itu, rasio ini juga menunjukkan tingkat kesehatan keuangan di perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu, analisis rasio sovabilitas sangat dibutuhkan untuk melihat potensi jangka panjang dalam suatu perusahaan.
Ada berbagai jenis rasio solvabiltas dan memiliki manfaat yang berbeda-beda. Anda bisa menyesuaikan berbagai jenis tersebut sesuai dengan kegunaan Anda.
Manfaat rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas terkadang dianggap mempersulit pengembangan bisnis, menurut laman Majoo. Namun, bila ditilik secara lebih mendalam, perhitungan tersebut justru mencegah bisnis dari kesulitan melunasi kewajibannya pada masa mendatang.
Berkat perhitungan solvabilitas, perusahaan bisa mengetahui jumlah pinjaman yang diperlukan serta dapat diselesaikan oleh perusahaan. Itu pada gilirannya memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dalam jangka panjang.
Jadi, solvabilitas adalah aspek penting untuk perusahaan menghindari kesulitan penyelesaian utang. Secara mendetail, berikut sejumlah tujuan atau manfaat rasio solvabilitas.
- Menjelaskan posisi serta kondisi bisnis kepada kreditur atau pemberi pinjaman
- Menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban beserta bunganya pada masa mendatang
- Melihat keseimbangan aset tetap terhadap modal perusahaan
- Menilai perusahaan berdasarkan aset yang dibiayai utang
- Mengetahui pengaruh utang terhadap manajemen aset perusahaan
- Mengevaluasi jumlah utang saat jatuh tempo yang dibandingkan dengan modal dimiliki perusahaan
- Menilai jumlah jaminan utang jangka panjang berdasarkan modal yang bernilai uang dari perusahaan itu sendiri.
Jenis-jenis rasio solvabilitas dan rumusnya
Setelah membahas pengertian solvabilitas dan tujuan perhitungannya, di bawah ini merupakan jenis-jenis rasio solvabilitas. Berikut penjelasannnya, seperti dilansir dari laman OCBC NISP.
1. Debt to Asset Ratio
Debt-to-asset ratio (D/A Ratio) merupakan perbandingan antara jumlah kewajiban yang belum dibayar dan total aset perusahaan saat ini.
Adapun aset yang dihitung ini termasuk aset tidak lancar seperti mesin/bangunan dan aset lancar seperti kas/uang tunai/tabungan bank nondeposito.
Berikut rumus perhitungannya:
Debt to Asset Ratio = (Total Utang : Modal) x 100 persen
2. Debt to Equity Ratio
Rasio ini adalah perbandingan jumlah kewajiban dengan total modal operasional bisnis, atau ekuitas.
Jika rasio utang perusahaan lebih besar dari modal operasionalnya, itu menyiratkan solvabilitas perusahaan yang bermasalah.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = (Total Utang : Aset) x 100 persen
3. Time Interest - Earned Ratio
Jenis rasio ini disebut juga dengan interser coverage ratio. Jenis rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi beban bunga di masa mendatang.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
Time Interest Earned Ratio = (Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Beban Bunga) x 100 persen
Perbedaan solvabilitas, likuiditas, dan viabilitas
Dalam bisnis, terdapat beberapa indikator, seperti solvabilitas, serta beberapa metrik lain, seperti likuiditas dan viabilitas. Semuanya tentu saja berbeda secara pengertian. Namun, secara umum merupakan indikator yang menunjukkan kondisi kesehatan suatu bisnis.
Seperti disinggung di awal, solvabilitas pada dasarnya adalah perbandingan jumlah utang perusahaan dengan aktiva atau aset.
Sementara itu, likuiditas merupakan perbandingan berapa banyak aset lancar atau kas yang dipunyai perusahaan ketimbang aset tak lancarnya.
Yang terakhir, viabilitas, yakni rasio antara solvabilitas dan likuiditas.
Untuk menilai sebuah perusahaan sehat, dapat dilihat dari tingkat likuiditasnya yang minimal setara dengan tingkat solvabilitas.
Pasalnya, jika solvabilitas suatu perusahaan lebih tinggi dari likuiditasnya, itu menyiratkan kondisi perusahaan tersebut yang tidak baik-baik saja. Dengan begitu, perusahaan tersebut membutuhkan pembentukan struktur ulang neraca atau strategi keuangan lain.