Kerugian Ekonomi Akibat Perubahan Iklim Diproyeksikan Capai US$894 M
Negara maju kontribusi 80% emisi global.
Fortune Recap
- Perubahan iklim diproyeksikan merugikan ekonomi global hingga US$894 miliar pada 2030.
- Kepala ICEL Syaharani menekankan pentingnya alokasi pendanaan untuk loss and damage dari perubahan iklim.
- Hampir 90% pendanaan iklim global saat ini ditujukan untuk mitigasi, padahal kerugian ekonomi diproyeksikan mencapai US$447-894 miliar per tahun pada 2030.
Jakarta, FORTUNE - Perubahan iklim diproyeksikan bakal merugikan ekonomi global dengan nilai mencapai US$894 miliar pada tahun 2030. Bahkan, nilai itu belum termasuk dengan kerugian non-ekonomi yang akan terjadi di berbagai negara.
Kepala Divisi Tata Kelola Lingkungan dan Keadilan Iklim ICEL Syaharani menyebut, urgensi ini menuntut berbagai negara untuk mengalokasikan pendanaan untuk loss and damage dari perubahan iklim tersebut.
"Saat ini, hampir 90 persen pendanaan iklim global ditujukan untuk mitigasi, padahal Kerugian Ekonomi akibat perubahan iklim diproyeksikan akan mencapai US$ 447 miliar hingga US$894 miliar per tahun pada 2030,” kata Syaharani melaui keterangan resmi usai menghadiri High Level Panel bertema Climate Finance Needs of Developing Countries yang diadakan oleh Sekretariat UNFCCC yang dikutip di Jakarta, Jumat (22/11).
Negara maju kontribusi 80% emisi global
Selama ini, negara-negara maju berkontribusi terhadap 80 persen Emisi historis global, sehingga mereka harus meningkatkan pendanaan iklim bagi negara miskin dan berkembang sesuai dengan polluters pay principle.
Untuk itu, berbagai negara berkembang menuntut kejelasan tentang komitmen pendanaan iklim dalam COP29 yang tengah berlangsung pada 11-22 November 2024 lalu.
“Keterlambatan mobilisasi pendanaan ini akan semakin mengancam kesejahteraan kelompok rentan dan menjauhkan kita dari target membatasi kenaikan suhu bumi 1,5 derajat celcius”, kata Syaharani.
Berdasarkan Perjanjian Paris 2015, negara-negara maju dalam Annex I dan II wajib membayar pendanaan iklim sebagai bentuk prinsip Common But Differentiated Responsibility (CBDR). Banyak pihak berharap COP29 dapat menyepakati komitmen pendanaan yang mencakup tiga pilar aksi iklim: mitigasi, adaptasi serta kehilangan dan kerusakan (loss and damage) yang sesuai dengan kebutuhan global.
Pendanaan iklim menjadi persoalan pelik
COP29 juga disebut sebagai COP Finance karena bahasan utamanya adalah mobilisasi pendanaan iklim. Salah satu target pendanaan baru dalam pertemuan itu adalah New Collective and Quantified Goal (NCQG).
Namun, di awal pembahasan, rancangan draft untuk tujuan pendanaan baru ini sudah ditolak oleh negara-negara G-77 karena dianggap belum memenuhi harapan. Hal ini tentu membuat komitmen mobilisasi pendanaan iklim masih jauh dari target pertemuan.
Komitmen pendanaan menjadi persoalan yang pelik. Sejak 2009 melalui Copenhagen Accord, negara-negara maju bersepakat memberikan dana iklim kolektif senilai US$100 miliar per tahun untuk membantu negara-negara miskin dan berkembang.
Namun, komitmen tersebut sulit terealisasi karena sifat Accord yang tidak mengikat. Jumlah pendanaan iklim dalam kesepakatan itu juga masih jauh dari kebutuhan. Berdasarkan perhitungan terbaru, pendanaan iklim setidaknya membutuhkan US$ 8 triliun per tahun hingga tahun 2030.