Racikan Strategi Timezone Bertahan 29 Tahun di Indonesia

Jakarta, FORTUNE - Timezone Indonesia mampu bersaing di industri hiburan Arcade dalam ruangan di tengah maraknya Game online hingga sejumlah pemain baru lainnya. Bahkan, perusahaan asal Australia ini mampu mempertahankan bisnis hingga 29 tahun di Indonesia melewati sejumlah krisis ekonomi hingga pandemi.

CEO Timezone Indonesia, Naveen H mengungkapkan bahwa pihaknya menerapkan dua ‘racikan; strategi agar perusahaan hiburan arcade berumur panjang. Strategi pertama ialah penerapan penelitian dan pengujian dalam menghadirkan permainan baru.

“Kami melakukan penelitian eksklusif terhadap tren dan kebutuhan pengunjung terkait konsep permainan dan game baru. Jadi kita bisa terus memberikan wahana baru. Seperti mobil bumper hingga VR,” kata Naveen saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/8).

Sebagai bagian dari TEEG Group, Timezone juga hadir di 7 negara. Menurut Naveen, kondisi itu menjadi keunggulan tersendiri bagi perusahaannya, sebab dapat bertukar pandangan dan pengalaman terkait bisnis hiburan keluarga.

“Kami hadir di India, ada di Filipina, ada di Singapura,ada di Vietnam. Kami juga ada di Australia, Singapura, dan Selandia Baru hingga Indonesia. Semua bisnisnya bagus. Kami pada dasarnya adalah pemain Asia,” kata Naveen.

Di sisi lain, strategi kedua adalah mempertahankan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) atau karyawan. Bahkan, pihaknya enggan untuk melakukan pemotongan karyawan meski melewati pandemi sekalipun. “Tim yang kami miliki telah berada dalam sistem perusahaan selama 20 hingga 25 tahun. Jadi ini adalah profesi dan kekuatan kami,” katanya.

Seperti diketahui, menjadi bagian TEEG, Timezone Group memiliki dua brand di Indonesia yakni Timezone dan Play ‘n’ Learn. Timezone secara internasional mengoperasikan lebih dari 300 lokasi di 7 negara, dengan lebih dari 76 lokasi di Indonesia.