Bank Indonesia Proyeksikan Inflasi Terkendali di 2,5+1% Hingga 2025

Hasil dari konsistensi kebijakan moneter.

Bank Indonesia Proyeksikan Inflasi Terkendali di 2,5+1% Hingga 2025
Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNEBank Indonesia (BI) memproyeksikan Inflasi akan tetap terkendali di kisaran sasaran 2,5+1 persen pada 2024 dan 2025, menyusul Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mencatatkan deflasi keempat kalinya secara beruntun sejak Mei-Agustus 2024.

Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan IHK pada Agustus 2024 tercatat deflasi 0,03 persen (mtm), sehingga secara tahunan stabil pada angka 2,12 persen, dari bulan sebelumnya yang mencapai 2,13 persen (yoy).

“Ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah (pusat maupun daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” ujar Erwin dalam keterangan resmi yang dikutip dari laman BI, Rabu (4/9).

Menurut Erwin, inflasi inti pada Agustus 2024 tetap terjaga di angka 0,20 persen secara bulanan, sedikit lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,18 persen (mtm). “Secara tahunan, inflasi inti Agustus 2024 tercatat sebesar 2,02 persen (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,95 persen (yoy).

Uraian

ilustrasi inflasi (unsplash.com/Markus Spiske)

Erwin mengungkapkan, kelompok volatile food melanjutkan deflasinya pada Agustus 2024 dengan 1,24 persen (mtm). Angka ini tidak sedalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 1,92 persen (mtm).

“Disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan tomat. Penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan seiring dengan masih berlangsungnya periode panen beberapa komoditas hortikultura,” katanya.

Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,04 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,63 persen (yoy). Inflasi volatile food diperkirakan tetap akan terkendali, didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.

Pada sisi kelompok administered prices, Erwin mengungkapkan bahwa inflasi di bulan Agustus 2024 mencapai 0,23 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,11 persen (mtm). Sedangkan, secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,68 persen (yoy), atau meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,47 persen (yoy).

“Inflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh bensin dan sigaret kretek mesin (SKM) seiring dengan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau,” ujar Erwin.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya