Dalam dunia investasi, istilah Uang panas dan uang dingin mungkin pernah terdengar. Terlebih uang dingin yang biasanya banyak disarankan untuk digunakan untuk berinvestasi.
Namun, istilah uang dingin mungkin masih terdengar asing bagi orang awam atau investor pemula.
Uang dingin bukan berarti uang yang ketika disentuh terasa dingin, tetapi dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat. Istilah uang dingin memiliki konsep yang mirip dengan idle money atau uang yang menganggur.
Lantas, sebenarnya apa itu uang dingin? Simak penjelasan dan cara menggunakannya dengan bijak.
Apa itu uang dingin?
Uang dingin atau cold money adalah dana yang tidak sedang digunakan dalam waktu dekat atau darurat. Kata “dingin” yang dimaksudkan bukan suhu, tetapi berarti “tidak aktif”.
Sederhananya, uang dingin dapat dipahami sebagai dana yang tidak dialokasikan untuk kebutuhan primer dan sekunder atau keperluan harian.
Tidak jarang, uang dingin juga dikenali sebagai dana yang menganggur sehingga penggunaanya seharusnya tidak memberikan dampak signifikan pada kebutuhan primer.
Hal tersebut berkaitan dengan risiko kerugian yang akan selalu ada ketika berinvestasi pada suatu instrumen.
Uang dingin seringkali disarankan untuk bertransaksi atau berinvestasi. Kondisi finansial juga tidak terganggu apabila nilai aset sedang menurun karena dana tersebut memang dana menganggur.
Sumber uang dingin
Pada dasarnya, uang dingin bisa diperoleh dari sisa pendapatan atau gaji. Terdapat beberapa sumber yang bisa dikatakan sebagai uang dingin. Berikut beberapa sumbernya.
1. Sisa pendapatan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sisa pendapatan yang diterima bisa menjadi uang dingin. Setelah menerima gaji, seseorang bisa mengalokasikan dananya pada sejumlah kebutuhan atau melunasi cicilan.
Ketika pengeluaran pokok tidak begitu banyak, gaji tersebut bisa meninggalkan sisa. Dana yang tidak terpakai tersebut jadi sumber uang dingin yang bisa untuk keperluan investasi.
2. Bonus atau tunjangan
Bonus atau tunjangan yang diterima seseorang pada jangka waktu tertentu juga bisa disimpan. Alih-alih digunakan untuk kebutuhan konsumtif, Anda dapat memanfaatkan untuk keperluan uang dingin sebagai tambahan dana.
3. Passive income
Uang dingin juga dapat didapatkan dari penghasilan di luar gaji atau passive income. Mulai dari pekerjaan sampingan hingga bunga deposito bisa dikumpulkan untuk menambah nilai kas investasi.
Mengapa harus berinvestasi dengan uang dingin?
Ada beberapa alasan mengapa harus investasi dengan uang dingin daripada uang untuk kebutuhan sehari-hari. Melakukan investasi dengan uang panas akan mempengaruhi kondisi finansial.
Berikut penjelasannya.
1. Mengurangi risiko kerugian
Investasi memang memiliki risiko yang mengikutinya. Untuk meminimalisir risiko kerugian, uang dingin jadi pilihan terbaik untuk digunakan.
Ketika nilai aset sedang turun, kondisi keuangan akan tetap stabil dan tidak mengganggu anggaran untuk kebutuhan. Pasalnya, dana yang dipakai bersifat idle atau menganggur.
2. Tidak mengganggu cash flow
Untuk memenuhi kebutuhan harian, setiap orang pasti akan mengatur keuangan setiap bulan atau minggu. Pencatatan pendapatan dan perencanaan pengeluaran tersebut juga bisa berbeda di setiap orang.
Biasanya, uang yang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari berupa uang panas. Apabila Anda menggunakan uang panas untuk investasi, cash flow bisa berantakan.
Ketika arus kas terganggu, hal tersebut bisa membuat anggaran keuangan bulanan jadi tidak teratur.
Maka dari itu, uang dingin lebih disarankan untuk dipakai untuk investasi.
3. Mencegah utang
Jika arus kas terganggu, seseorang bisa mengambil pinjaman untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Timbulnya utang juga akan mengakibatkan beban bunga dan bisa berpotensi mengganggu arus kas dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, penting untuk tidak menggunakan uang panas apabila ingin berinvestasi. Alih-alih uang panas, uang dingin yang sedang tidak digunakan jauh lebih baik.
Cara mengelola uang dingin
Tidak hanya pertanyaan mengenai apa itu uang dingin, tidak jarang masyarakat menanyakan bagaimana cara mengelolanya.
Agar uang dingin tersebut tidak kehilangan nilainya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola dana tersebut untuk investasi. Berikut cara mengelola uang dingin yang bisa dicoba.
1. Menentukan tujuan investasi
Jangan terburu-buru untuk menggunakan uang dingin. Anda bisa menentukan tujuan investasi terlebih dahulu dengan uang dingin tersebut.
Pilihlah jenis investasi yang ingin dilakukan untuk jangka panjang, bisa dengan berinvestasi pada instrumen investasi atau membuka bisnis.
2. Buat rencana keuangan
Setelah menentukan tujuan investasi, Anda dapat membuat rencana keuangan dengan uang dingin tersebut. Rencanakan dengan matang agar keuntungan yang didapatkan bisa optimal dan meminimalisir kerugian.
3. Diversifikasi investasi
Hindari meletakkan semua uang dingin Anda pada satu investasi saja. Meskipun tidak menimbulkan resiko finansial yang signifikan, ada baiknya untuk berinvestasi pada berbagai instrumen keuangan.
Diversifikasi ini juga dapat membantu mengurangi risiko investasi serta meningkatkan peluang pengembalian seimbang.
4. Pantau portofolio
Setelah menginvestasikan uang dingin, lakukan pemantauan dan evaluasi pada portofolio investasi Anda. Tinjau kinerjanya dan sesuaikan apabila diperlukan.
Hal tersebut sangat membantu untuk mencapai tujuan keuangan lebih baik.
Demikian penjelasan mengenai apa itu uang dingin dan cara mengelolanya yang bisa dicoba. Semoga bermanfaat.