Riset CITI : AI Bantu Tingkatkan Laba Industri Keuangan hingga US$2 T

Industri keuangan yang akan data akan cepat mengadopsi AI.

Riset CITI : AI Bantu Tingkatkan Laba Industri Keuangan hingga US$2 T
Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) diprediksi bakal mengubah masa depan Industri Keuangan. Laporan terbaru Citi GPS menunjukkan, teknologi ini berpotensi meningkatkan keuntungan industri Perbankan global hingga US$2 triliun pada  2028, atau tumbuh  9 persen dalam lima tahun ke depan.

Sama seperti mesin uap yang menggerakkan revolusi industri dan internet mengantarkan era informasi, AI dapat menjadikan kecerdasan manusia sebagai komoditas. Industri keuangan yang akan kaya data klien akan cepat mengadopsi AI, menjadikannya terdepan dalam perubahan.

“Pekerjaan yang sudah lama yang terdisrupsi pada periode transformasi teknologi yang lalu, dan digantikan dengan pekerjaan-pekerjaan baru. Hadirnya teknologi AI diprediksi akan mengulangi siklus ini dan dapat mempercepat hal ini,” tulis CITI dalam laporannya, dikutip Senin (1/7).

AI di bidang keuangan sebagian besar berada pada tahap pembuktian konsep. Namun, saat ini adalah periode transisi yang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya. 

Strategi adopsi teknologi dari sebagian besar perusahaan lama melibatkan penambahan teknologi pada produk yang sudah ada atau penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas.

Sementara itu, perusahaan rintisan (startup) menggunakan teknologi baru untuk mendisrupsi dan memisahkan apa yang dilakukan perusahaan lama.

Ketika agen yang didukung AI, bot, dan lainnya menjadi lazim, bagaimana uang dan keuangan akan berubah? Di dunia bot-to-bot, di mana mesin bertransaksi dengan sedikit campur tangan manusia, seperti apa dunia keuangan nantinya?

Produktivitas AI dan risiko

AI dapat mendorong peningkatan produktivitas bagi bank dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin, menyederhanakan operasi, dan membebaskan karyawan untuk fokus pada aktivitas bernilai lebih tinggi.

Para pemimpin sektor keuangan sangat optimis terhadap dampak AI terhadap keuntungan. Faktanya, 93 persen responden survei kepemilikan saham mengharapkan keuntungan bank yang lebih tinggi karena peningkatan produktivitas.

Namun dibutuhkan kehati-hatian dalam hal implementasi, biaya sumber daya manusia, meningkatnya persaingan, meningkatnya ekspektasi klien, dan biaya yang terkait dengan peningkatan aktivitas yang dihasilkan oleh AI.

Peralihan ke dunia yang didukung bot juga menimbulkan pertanyaan seputar keamanan data, regulasi, kepatuhan, etika, dan persaingan. Karena model AI organisasi menghadapi risiko chatbot AI menjadi sepenuhnya otonom dan berdampak negatif terhadap bisnis secara finansial atau reputasinya.

Klien yang didukung AI dapat meningkatkan persaingan harga di sektor keuangan, sehingga keseimbangan kekuatan mungkin berubah.

AI dapat diadopsi lebih cepat oleh perusahaan-perusahaan berbasis cloud yang berbasis cloud, seperti FinTechs dan BigTechs, dan bank-bank lama yang tangkas juga akan menyusul dengan cepat. “Banyak perusahaan petahana, yang terbebani oleh utang teknologi dan budaya, mungkin tertinggal dalam penerapan AI dan kehilangan pangsa pasar,” tulis CITI.

Ekspektasi AI sudah tinggi sejak pertengahan tahun 2023. Ketika perusahaan keuangan bergulat dengan transisi, kesenjangan antara produksi massal dan hype masih tetap besar.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil