Jakarta, FORTUNE – Lebaran menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga dan handai tolan. Salah satu hal yang juga ditunggu saat Lebaran, khususnya bagi anak-anak, adalah tradisi pembagian THR. Nominal yang didapat biasanya bervariasi, tapi jumlahnya lumayan jika dikumpulkan.
Ada orang tua yang bahkan tergiur dengan "pendapatan" anaknya, lalu menawarkan untuk menyimpankan uang tersebut.
Wajar jika ada lelucon yang menganggap bahwa orangtua menawarkan investasi bodong kepada anaknya atas penitipan uang itu. Karena uang THR ini terkadang lupa dikembalikan.
Nah, supaya THR yang sudah diterima anak-anak saat Lebaran tidak sekedar menjadi ‘investasi bodong’, yuk jadikan bagi-bagi THR ini juga sebagai pelajaran finansial yang bermanfaat untuk si kecil. Dilansir dari akun Instagram @ojkindonesia, simak cara mengelola THR anak berikut:
1. Membuka tabungan awal untuk anak
Anda bisa mengajak anak untuk membuka tabungan dengan uang THR yang didapat itu. Langkah tersebut kelak mengajarkan anak untuk menyisihkan uang dari penghasilan atau pemberian yang diterimanya untuk ditabung, sehingga anak belajar untuk tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya.
Selain itu, menabung akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak untuk merawat dan mengelola uang yang disimpan di tabungannya.
Dengan begitu, kesadaran anak akan nilai uang akan meningkat, dan ia belajar untuk menghargai setiap uang yang dimilikinya dan tidak sembarangan menghabiskannya.
2. Mainan edukatif
Membelikan mainan edukatif, yang memiliki segudang manfaat, dengan uang THR anak.
Mainan edukatif dapat membantu anak berpikir kreatif dan menggunakan imajinasinya untuk menciptakan berbagai hal yang baru.
Beberapa jenis mainan edukatif, seperti puzzle atau blok bangunan, dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik halus dan koordinasi antara tangan dan mata pada anak.
Selain itu, mainan edukatif yang menantang anak untuk memecahkan masalah, merencanakan, dan memecahkan teka-teki dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif dan pemecahan masalah anak.
Ketika anak berhasil menyelesaikan tantangan atau merancang sesuatu yang baru menggunakan mainan edukatif, ia akan merasa lebih percaya diri dan bangga dengan dirinya sendiri.
3. Membelikan buku baru
Anda juga bisa membelikan anak buku yang menarik untuk dibaca. Dengan membaca buku, anak dapat terpapar pada kata-kata dan frasa-frasa yang baru, sehingga kemampuan berbahasa dan perbendaharaan katanya dapat meningkat.
Buku sanggup membantu anak mengembangkan imajinasi dan kreativitas, sebab membaca dapat membangkitkan pikiran dan membantu mereka membayangkan sesuatu yang berbeda.
Buku sering kali mengandung nilai-nilai moral dan etika yang dapat diajarkan pada anak, seperti menghargai orang lain, saling bekerja sama, atau mengambil keputusan yang baik. Dengan memahami nilai moral dan etika, anak memahami perasaan dan situasi orang lain, sehingga meningkatkan kemampuan empatinya.
Membaca buku dapat membantu anak-anak menjadi lebih pintar, lebih kreatif, dan lebih terbuka dalam cara berpikir. Orang tua dapat membantu anak menemukan buku yang menarik dan sesuai dengan minatnya agar dapat merasakan manfaat membaca buku secara optimal.
4. Memilih keperluan sekolah sendiri
Ajak anak untuk memilih sepatu atau tas yang dibutuhkan saat sekolah dimulai pada tahun ajaran baru. Dengan begitu, rasa tanggung jawab anak atas perlengkapan mereka sendiri akan tumbuh.
Dengan memiliki keperluan sekolah yang lengkap dan teratur, anak dapat mempersiapkan diri secara lebih terorganisir dan disiplin, sehingga dapat membantu meningkatkan keteraturan dan kedisiplinan anak. Perkenalkan juga konsep harga sesuai dengan budget dalam memilih keperluan sekolahnya.
5. Donasi
Tips kelima yang tak kalah penting adalah mengajarkan anak tentang kebaikan hati dengan memberikan donasi kepada orang yang membutuhkan.
Ajak anak untuk berbicara tentang situasi orang lain yang kurang beruntung dan apa yang bisa dilakukan untuk membantu mereka. Kemudian jelaskan mengenai konsep memberi dan menerima, dan betapa pentingnya membantu orang lain ketika kita bisa melakukannya.
Orang tua dapat memberikan contoh nyata dengan mengambil inisiatif untuk membantu orang lain dan berdonasi pada organisasi yang tepat. Dengan memberikan contoh, anak akan lebih memahami pentingnya membantu orang lain.
Melalui pembelajaran tentang donasi, anak dapat belajar tentang tanggung jawab sosial dan menjadi individu yang peduli dan berempati terhadap orang lain.