Kredit Kendaraan Tertekan, ACC Lihat Tanda Pemulihan pada Sisa 2024

Tren kredit kendaraan roda empat alami penurunan.

Kredit Kendaraan Tertekan, ACC Lihat Tanda Pemulihan pada Sisa 2024
Booth Kia di GIIAS 2024 (dok. Kia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Sektor kredit kendaraan roda empat mengalami tekanan sepanjang semester pertama 2024, mencerminkan tren penurunan pada industri otomotif.
  • Total pembiayaan kendaraan roda empat oleh multifinance di Indonesia turun 2,7% dibandingkan tahun lalu, namun ada indikasi positif pada Juli dan Agustus.
  • Partisipasi Astra Financial dalam GIIAS membawa dampak positif terhadap realisasi penyaluran kredit ACC, dan kinerja ACC diprediksi akan membaik pada semester kedua.

Jakarta, FORTUNE - Sektor kredit kendaraan roda empat mengalami tekanan sepanjang semester pertama 2024, yang mencerminkan tren lebih luas pada industri otomotif. Namun, ada tanda-tanda positif yang mengindikasikan potensi pemulihan pada paruh kedua tahun ini.

Hal ini diungkapkan oleh Chief Executive Officer Astra Credit Companies (ACC), Hendry Christian Wong.

Hendry mengatakan, berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), bahwa total pembiayaan kendaraan roda empat oleh multifinance di Indonesia mencapai Rp146 triliun atau turun sekitar 2,7 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Penurunan ini sejalan dengan penjualan kendaraan roda empat secara keseluruhan yang juga mengalami penurunan pada semester pertama.

"Kami melihat penurunan ini inline dengan apa yang disampaikan oleh rekan-rekan dari industri otomotif. Namun, ada indikasi positif dalam dua bulan terakhir, yaitu Juli dan Agustus, salah satunya dipengaruhi oleh event GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Jakarta dan Surabaya," kata Hendry dalam acara media day Astra, Kamis (19/9).

Partisipasi Astra Financial yang menjadi holding ACC pada ajang GIIAS membawa dampak positif terhadap realisasi penyaluran kredit perseroan.

"Sepanjang GIIAS di Jakarta dan Surabaya, ACC berhasil mencatatkan 4.697 unit Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) dengan total pembiayaan sebesar Rp1,76 triliun," ujar Hendry.

Dia optimistis kinerja ACC pada semester kedua 2024 akan membaik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Apalagi, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuannya menjadi 6 persen. Diharapkan, sektor pembiayaan kendaraan akan semakin atraktif. 

"Harapan kami adalah kinerja di semester kedua bisa bertahan dengan hasil yang lebih baik,” katanya.

Perincian distribusi kredit oleh ACC

ACC saat ini berada pada posisi tiga besar dalam industri pembiayaan kendaraan roda empat dengan pangsa pasar 12 persen. Hendry juga menyebutkan bahwa 63 persen dari total pembiayaan ACC pada 2024 terdistribusi untuk pembiayaan mobil baru, 26 persen untuk mobil bekas, dan 19 persen untuk alat berat dan pembiayaan lainnya.

Hingga semester pertama 2024, ACC telah mencatatkan amount financed sebesar Rp19,63 triliun, meningkat 1,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kemudian secara unit, yang dibiayai mengalami penurunan 5 persen secara tahunan menjadi 104.000 unit.

Pada periode sama, ACC mencatatkan pertumbuhan aset sekitar 5 persen menjadi Rp53 triliun.

Dengan sinyal pemulihan ini, ACC berharap dapat terus berkontribusi secara positif pada sektor pembiayaan kendaraan roda empat di Indonesia.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil