Jakarta, FORTUNE - PT Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) membukan Kerugian bersih senilai Rp181,99 miliar pada September 2024, berbalik dari laba bersih Rp47,38 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meskipun pendapatan bunga bersih tumbuh 8,02 persen (yoy) menjadi Rp434,36 miliar, namun kenaikan beban bunga jauh lebih besar mencapai 30,13 persen menjadi Rp194,30 miliar. Kondisi ini memberikan tekanan pada net interest margin (NIM) yang turun dari 5,18 persen menjadi 4,99 persen.
Rasio BOPO BankSaqu capai 134%
Bila melansir laporan keuangannya, beban operasional lainnya juga mengalami lonjakan tajam sebesar 90,79 persen, dari Rp342,02 miliar menjadi Rp652,53 miliar.
Kondisi itu membuat rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga meningkat signifikan dari 89,30 persen menjadi 134,22 persen.
Meski demikian, bank yang dipimpin oleh Leonardo Koesmanto sebagai Direktur Utama ini masih memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang kuat sebesar 136,61 persen. Bank Saqu juga memiliki modal yang kuat dengan modal inti sebesar Rp6,34 triliun, naik 4,84 persen dari tahun sebelumnya.
Kredit Bank Saqu Melonjak 65%
Di sisi lain, bank ini telah menyalurkan kredit senilai Rp4,98 triliun pada kuartal III-2024 atau melonjak 67,72 persen (yoy). Laju kredit itu masih diimbangi oleh rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross di level 2,31 persen.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Saqu juga melonjak 24,70 persen (yoy), menjadi 6,21 triliun. Kenaikan ini didukung oleh komponen dana murah (giro dan tabungan) yang naik sebesar 40,19 persen,
menjadi Rp1,00 triliun.