Jakarta, FORTUNE - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) melaksanakan program remunerasi atau Tunjangan berbasis Saham perseroan. Program tersebut dijalankan melalui pemberian saham BNI kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Non Independen pada 13 Mei 2024 dengan harga Rp4.826,33 per lembar saham.
Total saham yang diberikan mencapai 12,78 juta lembar saham atau setara dengan Rp61,68 miliar. Saham tersebut dimiliki secara langsung oleh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Non Independen BNI.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, mengatakan program remunerasi berbasis saham ini merupakan salah satu komitmen BNI dalam menjunjung tinggi risk culture yang baik.
"Dengan memiliki saham perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris Non Independen akan lebih fokus pada keberhasilan jangka panjang perseroan," kata Okki melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (5/6).
Program remunerasi diharapkan perkuat tata kelola perusahan
Program remunerasi ini sejalan dengan Peraturan OJK No.45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum dan Peraturan Menteri BUMN RI No.PER-3/MBU/03/2023 tentang Organ dan Sumber Daya Manusia BUMN.
Okki mengatakan penerapan program remunerasi berbasis saham ini dirancang untuk memperkuat tata kelola perusahaan dan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para pemegang saham.
"Hal ini merupakan langkah strategis BNI dalam memperkuat tata kelola perusahaan dan meningkatkan komitmen manajemen untuk menciptakan nilai dan kinerja jangka panjang yang berkelanjutan," ujarnya.
RUPST BNI 2023 bagi dividen tunai Rp10,45 triliun
Sebelumnya, RUPST 2023 bank plat merah ini telah membagikan total dividen tunai senilai Rp10,45 triliun atau setara 50 persen dari capaian laba bersih tahun buku 2023.
Sepanjang 2023, laba BNI mencapai Rp20,9 triliun.
Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah sebesar 60 persen, maka perseroan akan menyetorkan dividen sebesar Rp6,27 triliun ke rekening Kas Umum Negara.
Adapun porsi 50 persen lainnya dari laba bersih perseroan atau senilai Rp10,45 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depan.
Perseroan sempat menyatakan kinerja yang positif tersebut dicapai berkat strategi yang solid antarelemen perusahaan.
Capaian positif itu diraih di tengah berbagai tantangan eksternal pada 2023, yang terutama disebabkan oleh peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta perlambatan ekonomi di Tiongkok.