BNI Catat Laba Rp16,3 triliun, Ini Penopangnya

DPK BNI naik tipis 2,96%.

BNI Catat Laba Rp16,3 triliun, Ini Penopangnya
Menara BNI Pejompongan/ Dokumen BNI
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan Laba bersih senilai Rp16,3 triliun pada September 2024. Laba itu naik tipis 3,5 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp15,8 triliun. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan, capaian ini didorong oleh perbaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non-bunga. 

"Transformasi bisnis yang kami lakukan secara konsisten telah memperkuat fundamental BNI, sehingga memungkinkan kami untuk menangkap peluang dalam mempercepat pertumbuhan," ujar Royke dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III-2024 BNI di Jakarta, Jumat (25/10). 

Pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP pada kuartal III-2024 BNI mencapai Rp8,8 triliun. Pencapaian PPOP yang solid ini berasal dari kenaikan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) maupun pendapatan non bunga. 

NIM perseroan juga naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4 persen ditopang oleh perbaikan yield Kredit maupun penurunan biaya dana. Sedangkan pertumbuhan fee income didorong oleh pendapatan loan recovery, trade finance dan transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus meningkat.

Ditopang korporasi, kredit BNI naik 9,5%

Ilustrasi Gedung BNI/ Dok. Perusahaan

Sementara itu, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, kinerja intermediasi BNI tumbuh positif dan seimbang. Hal ini tercermin dalam penyaluran kredit yang tumbuh 9,5 persen (yoy) menjadi Rp735 triliun hingga September 2024. 

Pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi yang mencatat kenaikan sebesar 15,1 persen (yoy) menjadi Rp409,2 triliun.  

Selain itu, segmen kredit konsumer secara keseluruhan juga mencatat pertumbuhan 14,6 persen (yoy) menjadi Rp137 triliun, dengan kredit personal (payroll) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai pendorong utama. 

"Tahun ini untuk segmen menengah dan kecil masih difokuskan dalam hal perbaikan credit underwriting sehingga kedua segmen ini akan siap menjadi diversifikasi pertumbuhan kredit BNI tahun depan," kata Novita. 

Sementara itu, untuk Non-Performing Loan (NPL) juga berhasil dipertahankan di level 2 persen pada kuartal III-2024. Kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR) juga membaik menjadi 11,8 persen, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di angka 1 persen. Beban provisi juga turun sebesar 19,7 persen (yoy) menjadi Rp5,4 triliun.

DPK BNI naik tipis 2,96%

Proses Transaksi di BNI Java Jazz 2022/Dok. BNI

Untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BNI juga mencapai sebesar Rp769,74 triliun per September 2024 atau naik tipis 2,96 persen (yoy).  

Lebih lanjut Royke menambahkan, pertumbuhan dana CASA yang terdiri dari giro dan tabungan mencapai 5,5 persen (yoy) terutama ditopang oleh tabungan yang mampu tumbuh solid 7,4 persen (yoy). Sedangkan untuk deposito mengalami kontraksi 2,62 persen (yoy) menjadi Rp228,54 triliun. 

Related Topics

BNIBUMNLabaKreditDPK

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

52 K/L Belum Pungut Denda dan Kurang Bayar, Total Rp3,44 Triliun
BEI dan Target IPO 2025, Juga Upaya Mewujudkannya
Apa Itu BRICS: Sejarah dan Perannya Melawan Dominasi G7
Sritex (SRIL) Pailit, Bagaimana Nasib Investor Publik dan Sahamnya?
Sritex Dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang
Indonesia Mulai Proses Pengajuan Keanggotaan BRICS