Bunga Acuan Turun, Ekonom Bank Mandiri Yakin Likuiditas Makin Longgar

DPK bank tumbuh lambat 7%, likuiditas ketat.

Bunga Acuan Turun, Ekonom Bank Mandiri Yakin Likuiditas Makin Longgar
Kawasan SCBD Senayan/Shutterstock N Rudianto
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Tim Ekonom Bank Mandiri menganalisa bahwa penurunan suku Bunga Acuan Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia akan meningkatkan Likuiditas perekonomian hingga Perbankan nasional. 

"Dengan penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis poin dan Federal Reserve sebesar 50 basis poin pada September 2024, ada harapan peningkatan aliran modal asing ke Indonesia, yang akan memperbaiki likuiditas dan mendukung percepatan pertumbuhan, ekonomi" kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro saat pemaparan Mandiri Macro Market Brief - Thriving Through Transition di Jakarta, Kamis (26/9). 

Sepanjang tahun 2024 atau year to date (ytd) hingga 19 September 2024 saja, Bank Indonesia mencatat data setelmen nonresiden aliran modal asing masuk atau beli neto sebesar Rp51,85 triliun di pasar saham Indonesia. Sedangkan untuk pasar SBN juga tercatat capital inflow Rp21,39 triliun serta terakhir di pasar SRBI juga masuk senilai Rp186,85 triliun. 

Dinamika politik AS pengaruhi ekonomi global

Donald Trump pada salah satu acara kampanye di Phoenix, Arizona. Flickr/Gage Skidmore

Kondisi ekonomi global, lanjut Andry, juga masih sangat dinamis akibat berbagai faktor, termasuk dinamika politik di Amerika Serikat yang berpotensi mempengaruhi kebijakan ekonomi global. 

"Namun, dengan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh bank sentral global, kita melihat ada peluang pemulihan yang lebih cepat. Penurunan suku bunga ini akan membantu memfasilitasi peningkatan arus modal dan likuiditas global, yang pada gilirannya akan mendukung pemulihan ekonomi Indonesia," jelas Andry. 

Hasil laporan Tim Ekonom Bank Mandiri juga menunjukkan, surplus neraca perdagangan Indonesia masih tercatat cukup positif sebesar US$18,9 miliar hingga Agustus 2024, meski mengalami penurunan sekitar 22 persen (YoY) akibat melemahnya permintaan global. 

DPK bank tumbuh lambat 7%, likuiditas ketat

Ilustrasi Perbankan/ Achmad Bedoel

Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) industri perbankan pada Agustus 2024 cenderung lebih lambat mencapai 7,0 persen (yoy) sehingga kondisi likuiditas perbankan secara umum cenderung lebih ketat, terefleksi dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang meningkat pada 86,8 persen. 

Namun, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitra memperkirakan likuditas perbankan akan semakin longgar di tahun depan. 

“Ke depan, kondisi likuiditas diperkirakan membaik ditopang prospek meningkatnya aliran dana asing serta dukungan percepatan serta peningkatan belanja pemerintah sejalan dengan kebijakan pemerintah baru yang diperkirakan akan lebih ekspansif,” ujar Eka.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Wamenkeu II: Kelas Menengah Turun Bukan Karena Kebijakan Pemerintah
10 Perusahaan Startup Indonesia yang Sedang Berkembang versi LinkedIn
Tampak Ada Aksi Jual, Waspada IHSG Lanjut Tertekan
UOB Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,3% di 2025, Ini Penopangnya
Jadwal Pembagian Dividen Emiten Alat Berat, Hexindo (HEXA)
Anggaran IKN Rp15 Triliun pada 2025, Prabowo Akan Fokus Tarik Investor