CIMB Niaga Bukukan Laba Rp4,4 Triliun, Bagaimana UUS-nya?

Pembiayaan CIMB Niaga Syariah naik 11,6%.

CIMB Niaga Bukukan Laba Rp4,4 Triliun, Bagaimana UUS-nya?
Jajaran Komisaris dan Direksi CIMB Niaga/Dok CIMB Niaga
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) membukukan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp4,4 triliun pada semester pertama 2024. Capaian itu naik 5,8 persen secara year-on-year (yoy) dan menghasilkan earnings per share Rp135,64. 

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kinerja positif ini didorong oleh pertumbuhan aset produktif, pengelolaan efisiensi operasional, serta pencadangan yang baik. 

“Kami optimis bisa meraih hasil yang baik di sisa tahun 2024, sejalan dengan strategi jangka panjang yang telah kami tetapkan," kata Lani melalui keterangan resmk yang dikutip di Jakarta, Kamis (1/8). 

Ia menambahkan, pihaknya berfokus pada perluasan basis nasabah, penguatan portofolio current account and savings account (CASA), pengelolaan kualitas aset, dan peningkatan digital engagement

Tercatat, untuk total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 6 persen (yoy) menjadi Rp249,8 triliun yang dikontribusikan dari pertumbuhan CASA sebesar 7,4 persen (yoy) menjadi Rp162,9 triliun. 

Lani menyatakan, hal ini merupakan hasil upaya Bank untuk membina hubungan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital, yang berkontribusi terhadap rasio CASA menjadi sebesar 65,2 persen. 

Ditopang konsumer, kredit CIMB Niaga naik 5,9%

Digital Lounge CIMB Niaga/ Dok CIMB Niaga

Sementara itu, untuk jumlah kredit atau pembiayaan CIMB Niaga juga naik 5,9 persen (yoy) menjadi Rp217,1 triliun, terutama berasal dari pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang naik 10 persen (yoy) dan Perbankan Konsumer yang tumbuh 5,8 persen (yoy). 

Dari segi kredit konsumer, kenaikan tertinggi di kredit retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 13,1 persen (yoy). "Kami terus menjaga kualitas aset secara efektif dengan mempertahankan rasio gross non-performing loan (NPL) sebesar 2,1 persen di bawah rata-rata industri," kata Lani. 

Untuk total aset konsolidasian adalah sebesar Rp346,7 triliun per 30 Juni 2024, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai Bank Swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.  

Dengan seluruh capaian positif itu, lantas bagaimana kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) dari CIMB Niaga? 

Pembiayaan CIMB Niaga Syariah naik 11,6%

CIMB Niaga Apresiasi Nasabah di Harpelnas 2023/Dok CIMB Niaga

Di perbankan Syariah, UUS CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai motor pendukung dari kinerja induk. 

Total pembiayaan dari CIMB Syariah mampu tembus Rp58,1 triliun melonjak 11,6 persen (yoy) sedangkan untuk  DPK bank syariah ini sebesar Rp48,1 triliun atau naik 8,1 persen (yoy) per 30 Juni 2024. 

Adapun pertumbuhan pembiayaan signifikan tersebut sebagian besar dikontribusi oleh segmen ritel. CIMB Niaga Syariah tetap fokus pada peningkatan komposisi pendanaan, khususnya pendanaan murah dengan terus mengembangkan jaringan komunitas. 

Dari segi aset, CIMB Niaga syariah telah lebih dari Rp64,59 triliun. Dengan kondisi ini, CIMB Niaga Syariah sudah berkemungkinan untuk melakukan spin-off.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil