Deflasi Berkepanjangan, BI Diperkirakan Tahan Bunga Acuan 6%

Suku bunga global dalam tren pelonggaran.

Deflasi Berkepanjangan, BI Diperkirakan Tahan Bunga Acuan 6%
Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September 2024.
  • Pada September 2024, terjadi deflasi 0,12 persen dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 menjadi 105,93.
  • Ekonom LPEM FEB UI memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia akan tetap dipertahankan pada level 6 persen untuk periode Oktober 2024.

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa Indonesia mengalami Deflasi secara berkepanjangan selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September 2024. 

Menurut catatan BPS, deflasi pada September saja mencapai 0,12 persen secara bulanan. Terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024. 

Menanggapi kondisi tersebut, ekonom LPEM FEB UI, Teuku Riefky, memperkirakan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI) masih akan tetap dipertahankan 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Oktober 2024. 

"BI perlu memerhatikan kemungkinan melemahnya permintaan. Meskipun pemotongan suku bunga telah diterapkan bulan lalu, BI harus memprioritaskan upaya untuk mendorong permintaan agregat jika tren saat ini terus berlanjut," kata Riefky melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/10).

Nilai tukar rupiah

Masyarakat Menukar Uang di Kantor Bank Indonesia/ ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mencapai Rp15.660 atau mengalami depresiasi di tengah arus modal keluar yang dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik dan ketidakpastian seputar pemilihan umum di Amerika Serikat (AS). 

"Pelemahan rupiah beberapa waktu belakangan ini juga kemungkinan mengindikasikan normalisasi nilai rupiah setelah menguat tajam," kata Riefky.

Pada September 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus untuk ke-53 kalinya secara berturut-turut sebesar USD3,26 miliar, naik dari USD2,75 miliar pada Agustus 2024. Itu artinya terjadi peningkatan 17,37 persen (m-t-m), meskipun turun 4,30 persen (y-o-y) dibandingkan dengan September 2023. 

Surplus perdagangan yang meningkat pada September 2024 didorong oleh penurunan impor yang lebih tajam daripada ekspor.

Nilai ekspor pada September 2024 mencapai US$22,08 miliar, turun 5,80 persen (m-t-m) dari US$23,44 miliar pada bulan sebelumnya. Sementara itu, impor turun 8,90 persen (m-t-m), dari US$18,02 miliar pada Agustus menjadi US$16,30 miliar pada September 2024.  

Suku bunga global dalam tren pelonggaran

The Federal Reserve ( FED ) to control interest rates. (Shutterstock/Pla2na)

Kemudian, suku bunga global berada dalam tren pelonggaran. Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir menunjukkan perubahan arah kebijakan moneter global menuju era pelonggaran. 

Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia mencatatkan penurunan pertamanya dalam lima bulan terakhir. Cadangan devisa pada September 2024 mencapai US$149,9 miliar atau turun US$300 juta dari bulan sebelumnya yang mencapai level tertingginya sepanjang sejarah, yaitu US$150,2 miliar. 

"Penurunan cadangan devisa ini sebagian dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah," katanya. 

Dengan demikian, pemotongan suku bunga acuan oleh BI cenderung belum mendesak untuk dilakukan.

"Kami berpandangan bahwa BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,00 persen untuk saat ini," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

Most Popular

Daftar Menteri Kabinet Prabowo dan Jabatannya, Lengkap!
Tugas Luhut usai Dilantik jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional
Ini Profil 3 Eks-Bankir yang Masuk Kabinet Presiden Prabowo
Izin Usaha Investree Dicabut OJK, Bagaimana Nasib Nasabah?
Prabowo Lantik Raffi Ahmad hingga Gus Miftah Jadi Utusan Presiden
Prabowo Lantik Luhut Jadi Kepala Dewan Ekonomi Nasional