Jakarta, FORTUNE - Bank Mandiri mendukung Hilirisasi Industri nasional melalui berbagai inisiatif strategis dengan penyaluran kredit yang difokuskan pada sektor Manufaktur.
Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman menilai, sektor hilirisasi atau pengolahan memiliki prospek bisnis yang positif di masa mendatang.
“Penyaluran kredit manufaktur Bank Mandiri paling banyak kami salurkan ke sub sektor industri makanan dan minuman, industri dan perdagangan besar logam, industri pupuk dan obat hama, industri pulp & paper, dan industri kimia,” terang Ali dalam keterangan resminya, yang dikutip di Jakarta, Kamis (22/8).
Kredit manufaktur Bank Mandiri tumbuh 15,66%
Terbukti, hingga Juni 2024 Bank Mandiri telah menyalurkan kredit ke sektor manufaktur (pengolahan) sebesar Rp 177,37 triliun. Penyaluran kredit tersebut tumbuh 15,66 persen secara year on year (YoY) dengan kualitas yang terjaga optimal.
Lebih lanjut, bank berkode emiten BMRI ini menegaskan hingga akhir tahun 2024, Bank Mandiri memang terus melanjutkan strategi yang telah diterapkan, yaitu meningkatkan dominasi di bisnis nasabah principal (wholesale) dan tumbuh berdasarkan pendekatan ecosystem driven growth serta sektor unggulan di berbagai wilayah.
Bank Mandiri incar pertumbuhan kredit 18%
Ali menyebut, strategi ini sejalan dengan upaya Bank Mandiri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berbasis kerakyatan. Dengan strategi tersebut, BMRI membidik pertumbuhan kredit secara total mencapai 18 persen hingga akhir tahun 2024.
"Kami optimis bahwa dengan strategi ini, kami dapat mencapai pertumbuhan kredit (bankwide konsolidasi) di kisaran 16 persen hingga 18 persen hingga akhir tahun, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas kredit pada level yang optimal," kata Ali.
Sebelumnya, realisasi penyaluran kredit konsolidasi bank dengan kode saham BMRI ini mencapai Rp 1.532 triliun di paruh pertama 2024. Kredit ini melonjak tinggi 20,5 persen secara year on year (yoy).