Bank Mandiri Bukukan Laba Rp26,6 Triliun, Ini Penopangnya
Kredit BMRI melonjak 20,5%, bagaimana NPL nya?
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) secara konsolidasi berhasil mengantongi Laba bersih senilai Rp 26,6 triliun pada akhir kuartal II-2024 atau melonjak 5,23 persen secara year on year (yoy).
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menjelaskan, pencapaian ini juga diikuti dengan kualitas aset Bank Mandiri yang membaik, sejalan dengan penerapan prinsip kehati-hatian yang berkesinambungan, sistemik, logis dan terukur.
“Lewat pemetaan bisnis yang tepat, kami yakin Bank Mandiri akan terus tumbuh dan berkembang menjadi bank yang unggul dan berdaya saing di tingkat regional maupun global,” kata Darmawan dalam paparan kinerja Bank Mandiri Kuartal II 2024 di Jakarta, Rabu (31/7).
Ia menjelaskan, laba itu ditopang oleh pendapatan bunga yang tumbuh sehat sebesar 12,5 persen YoY pada kuartal II 2024. Pada periode yang sama, pendapatan non bunga Bank Mandiri berhasil mencapai Rp 19,41 triliun atau tumbuh sebesar 5,74 persen (yoy).
Pertumbuhan pendapatan non bunga tersebut, lanjut Darmawan, juga didorong oleh recurring fee yang meningkat dari transaksi digital perseroan, yaitu Livin’ by Mandiri dengan pertumbuhan positif sebesar 26,4 persen (yoy). Darmawan menambahkan, kinerja positif Bank Mandiri ini tidak terlepas dari kontribusi kinerja Anak Perusahaan.
“Secara konsolidasi, Perusahaan Anak Bank Mandiri mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 5,7 triliun atau tumbuh sekitar 10 persen (yoy), dengan kontribusi laba bersih kepada Bank Mandiri menembus Rp 2,98 triliun di kuartal II 2024,” papar Darmawan.
Kredit BMRI melonjak 20,5%, bagaimana NPL nya?
Realisasi penyaluran kredit konsolidasi bank dengan kode saha BMRI ini juga mencapai Rp 1.532 triliun di paruh pertama 2024, melonjak 20,5 persen secara year on year (yoy).
Darmawan menyatakan, pertumbuhan kredit yang melebihi rata-rata industri perbankan ini tidak lepas dari stabilitas dan perkembangan ekonomi Indonesia, meskipun di tengah dinamika ekonomi global.
"Untuk mendorong pertumbuhan kredit, Bank Mandiri berfokus pada perluasan ekosistem dan optimalisasi potensi di setiap wilayah, guna mencapai hasil maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah," jelas Darmawan.
Adapun, laju kredit konsolidasi Bank Mandiri tumbuh optimal di semua segmen. Penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor terbesar, dengan realisasi mencapai Rp 561 triliun pada kuartal II 2024, meningkat 29,7 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 433 triliun.
Selain korporasi, segmen komersial mencatat peningkatan kredit sebesar 21,7 persen (yoy) menjadi Rp 262 triliun, sementara kredit UMKM meningkat 6,3 persen (yoy) mencapai Rp 127 triliun.
Di sisi lain, posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,01 persen per Juni 2024. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2024 di level 1,53 persen atau telah turun sebesar 52 basis poin (bps). Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. “Sampai dengan Juni kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only di level optimal mencapai 332 persen,” tutur Darmawan.
Aset Bank Mandiri tembus Rp2.258 triliun
Dari segi aset Bank Mandiri hingga semester I-2024 telah menembus Rp 2.258 triliun secara konsolidasi di akhir Juni 2024, naik 15 persen secara tahunan. Kondisi itu juga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 15,4 persen (yoy) menjadi Rp 1.651 triliun di Kuartal II 2024.
Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 17,9 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 23 persen (yoy) menjadi Rp 612 triliun dan tabungan yang meningkat 13,4 persen (yoy) menjadi Rp 626 triliun.
Pertumbuhan tersebut pun turut mendorong komposisi rasio dana murah (CASA Ratio) terus meningkat mencapai 79,7 persen secara bank only, level tertinggi dalam sejarah Bank Mandiri. Pencapaian ini ikut berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only di level yang rendah sebesar 2,08 persen.