Jelang Akhir Tahun, Cek Kesehatan Finansial Kita Dengan 5 Indikator

Lunasi hutang hingga jaga cash flow.

Jelang Akhir Tahun, Cek Kesehatan Finansial Kita Dengan 5 Indikator
ilustrasi atur keuangan bisnis (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Jelang akhir tahun, sejumlah orang biasanya melakukan evaluasi hingga resolusi untuk memperbaiki kondisi Kesehatan Finansial dan bersiap untuk langkah berikutnya. Apalagi, pada tahun 2023 tak sedikit masyarakat yang menghabiskan waktu dan dana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan seperti pergi ke festival musik, hingga berlibur di dalam atau pun di luar negeri, khususnya bagi keluarga muda generasi sandwich.

Fakta dari survei Katadata Insight Center dan Astra Life pada 2021 lalu mencatat, 88,1 persen generasi sandwich memilih menabung untuk menjaga asetnya. Sedangkan 69,8 persen sudah melakukan Investasi di berbagai instrumen.

Alternate & Direct Business Group Head Astra Life, Windy Riswantyo selaku Marketing mengatakan, saat ini penting memiliki tujuan hidup jangka pendek dan jangka panjang agar memiliki komitmen dan berusaha menjaga kesehatan finansial.

“Sehingga penting untuk mengetahui berbagai indikator secara menyeluruh mulai dari cash flow, aset, hutang, dana darurat hingga kebutuhan perlindungan jiwa dan kesehatan, sebab bisa saling berkaitan serta dapat menjadi bekal di tahun berikutnya,” kata Windy melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (28/11).

Data kesadaran generasi sandwich untuk menabung hingga investasi tersebut mungkin bisa jadi angin segar untuk dapat memperhatikan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan indikator kesehatan finansial. Namun demikian, ini ada 5 indikator untuk mengecek kesehatan finansial, berikut indikatornya:

1. Menjaga cash flow tetap positif

QRIS di Masjid/ ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.

Menerapkan gaya hidup hemat boleh saja, asalkan tidak pelit untuk diri sendiri dan keluarga. Misalnya saja untuk memenuhi gizi harian, harus tetap diperhatikan agar tidak jatuh sakit hingga akhirnya mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk biaya pengobatan.

Tentu budgeting sangat diperlukan, catat pengeluaran harian keluarga hingga dapat menganalisa bocor halus pada pengeluaran bulanan. Selanjutnya, agar cash flow tetap positif, bisa juga mulai memikirkan cara untuk menambah penghasilan dengan meningkatkan skill atau karir.

2. Lunasi hutang konsumtif dengan bijak

Ilustrasi Debt Collector/ Shutterstock Andrey Povpov

Selesaikan hutang yang sudah dimulai. Sebisa mungkin kurangi hutang konsumtif agar tidak menghambat aktivitas finansial lainnya. Hal salah kaprah dan biasa dijumpai adalah melunasi hutang dengan cara berhutang. Hal tersebut termasuk cara yang tidak bijak, alhasil hutang akan semakin menumpuk.

3. Jaga efektivitas dana darurat

ilustrasi evaluasi keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebaik-baiknya melakukan perencanaan keuangan, ada risiko-risiko yang bisa mengancam gagalnya tercapainya tujuan finansial, seperti membetulkan aset yang rusak hingga terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Sehingga penting untuk memiliki dana darurat. Idealnya, besar dana darurat 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan, karena biasanya seseorang membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan untuk mendapatkan pekerjaan atau sumber penghasilan baru bila terkena PHK.

4. Asuransi jiwa untuk pencari nafkah

Ilustrasi Asuransi/Dok. unsplash.com/@vladdeep

Selain risiko terkena PHK, ada juga risiko-risiko kehidupan yang lebih berat yang berakibat pada terhentinya sumber nafkah seperti terkena penyakit kritis hingga tutup usia dini. Untuk itu, penting bagi pencari nafkah untuk memiliki Asuransi jiwa sebelum melakukan investasi.

5. Tingkatkan aset saham dan investasi

ilustrasi trading (unsplash.com/Austin Distel)

Bila menabung dilakukan untuk menjaga aset, maka investasi perlu dilakukan untuk mengembangkan aset, khususnya dalam melawan berkurangnya nilai aset akibat inflasi.

Namun sebelum melakukan investasi, perlu memahami dengan benar risiko-risiko investasi agar terhindar dari investasi bodong serta dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dari rendah hingga tinggi.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi