Jakarta, FORTUNE - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) telah menyalurkan Kredit senilai Rp 17,3 triliun per akhir kuartal III-2024 atau tumbuh kuat 59 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,9 triliun. Kredit ini disalurkan kepada 14,1 juta nasabah lending dari Bank Jago.
Pertumbuhan ini didorong melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,2 persen.
Mengaku tak bakar uang, laba Bank Jago tembus Rp86 miliar
Konsistensi Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan juga mendorong tingkat profitabilitas Bank Jago. Per September 2024, bank digital ini membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp86 miliar, meningkat 71 persen dari perolehan per September 2023 sebesar Rp50 miliar.
“Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago berhasil menjaga dan menumbuhkan profitabilitas tanpa menurunkan kualitas pertumbuhan dan tanpa memBakar Uang atau capital yang besar. Ke depan kami tetap konsisten berkolaborasi dan berinovasi untuk menghadirkan fitur-fitur yang mendasar maupun yang menjadi keunikan Jago,” tutur Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung.
Pertumbuhan kredit yang berkualitas, lanjut Arief, juga mendorong aset Bank Jago menjadi Rp 26,8 triliun per September 2024 atau naik 40 persen (yoy). Sementara itu, untuk rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 45,6 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Disumbang ekosistem, DPK Bank Jago naik 64%
Inovasi dan kolaborasi yang semakin kuat dengan ekosistem digital memacu kinerja Bank Jago secara berkelanjutan, baik dari sisi jumlah nasabah, Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir kuartal III-2024 nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 11,1 juta. Dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago, lebih dari 67 persen berasal dari mitra ekosistem, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago.
“Kami percaya upaya berkolaborasi dengan ekosistem digital, menggabungkan berbagai inovasi digital, serta menerapkan strategi bisnis dan fundamental yang berkelanjutan, merupakan model bisnis yang tepat untuk menumbuhkan bisnis Bank Jago,” ungkap Arief.
Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp16,9 triliun sampai dengan akhir kuartal III-2024 atau tumbuh 64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,3 triliun.
Sebanyak 57% dari jumlah DPK atau sebesar Rp 9,6 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 43 persen atau Rp 7,3 triliun merupakan term deposit (TD).