Jakarta, FORTUNE - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) membukukan laba bersih senilai Rp52,3 miliar pada kuartal III-2024, meningkat 40,2 persen dibandingkan capaian Rp37,3 miliar, laba sepanjang periode yang sama tahun 2023.
CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah menyampaikan bahwa capaian itu ditopang oleh penyaluran Kredit yang sangat kuat dan didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai di tengah tantangan ekonomi global. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) bank ini mencapai 27,1 persen per akhir September 2024 yang menunjukkan struktur permodalan yang sangat kuat dengan kapasitas untuk berkembang hingga beberapa waktu mendatang.
“Dengan kondisi global saat ini, tantangan ekonomi ke depan sepertinya belum akan mereda. Pertumbuhan kredit UMKM sendiri yang sudah beberapa waktu belakangan jauh lebih rendah daripada pertumbuhan kredit non-UMKM, sepertinya masih akan belum banyak berubah dalam jangka pendek. Pun demikian, Bank Sampoerna akan terus mendukung UMKM karena masih banyak UMKM yang berpotensi dan masih banyak layanan Bank yang dapat dimanfaatkan UMKM untuk berkembang lebih jauh,” jelas Ali melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (13/11).
Ditopang UMKM, kredit Bank Sampoerna naik 9,2% jadi Rp12,4 triliun
Untuk total penyaluran kredit bank milik group Sampoerna ini juga masih naik 9,2 persen (yoy). Total kredit bank menjadi Rp12,4 triliun pada akhir kuartal ketiga tahun 2024 dibandingkan dengan akhir periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,3 triliun.
Ali menambahkan, pada akhir September 2024, sebesar 63,2 persen pinjaman atau senilai Rp7,8 triliun secara langsung maupun tidak langsung diberikan kepada pelaku UMKM dan 36,8 persen sisanya atau sekitar Rp4,5 triliun kredit disalurkan kepada nasabah non-UMKM.
Penyaluran pinjaman ke UMKM ini meningkat 14,6 persen dibandingkan penyaluran pinjaman ke UMKM pada satu tahun sebelumnya, jauh melampaui peningkatan pertumbuhan pinjaman UMKM di industri perbankan secara keseluruhan pada periode sama yang meningkat 5,0 persen.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra menjelaskan bahwa pencapaian tersebut tidak lepas dari kolaborasi dan pemanfaatan teknologi yang dilakukan Bank Sampoerna. Ia menjelaskan, dari Rp7,8 triliun kredit ke UMKM sendiri, hampir 2/3 di antaranya atau sebesar Rp5,0 triliun disalurkan secara langsung oleh Bank Sahabat Sampoerna. Sementara, sisanya disalurkan ke UMKM lewat beberapa mitra strategis, baik koperasi, perusahaan financial technology, maupun peer- to-peer lending.
“Digitalisasi dan kolaborasi dengan pihak ketiga merupakan langkah strategis kami dalam merealisasikan komitmen Bank Sampoerna untuk membantu para pelaku UMKM. Dengan kedua strategi tersebut, kami terus mampu memperluas cakupan penyaluran kredit untuk UMKM hingga ke pelosok dan membantu perekonomian nasional,” ujar Henky.
DPK Bank Sampoerna masih naik 18%
Di sisi lain, pemberdayaan UMKM yang dilakukan Bank Sampoerna juga tak lepas dari kepercayaan nasabah dan masyarakat. Hingga akhir September 2024, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Sampoerna tercatat mengalami kenaikan signifikan sebesar 18 persen atau mencapai Rp14,6 triliun. Pertumbuhan DPK ini juga tercatat melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan yang pada periode sama bertumbuh 6,7 persen.
Henky menambahkan, pertumbuhan DPK tersebut didukung program Sampoerna Fest, yang melalui festival musik memberikan edukasi literasi keuangan serta mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas Sampoerna Mobile Banking. Beragam fitur Sampoerna Mobile Banking memungkinkan masyarakat untuk membuka tabungan, melakukan berbagai transaksi keuangan, dan mengelola keuangan secara bijak.