Jakarta, FORTUNE - HSBC Holdings plc (HSBC) selama semester pertama 2024 mencatatkan laba sebelum pajak sebesar US$21,6 miliar atau sekitar Rp350 triliun.
Laba itu turun tipis dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai US$21,7 miliar.
Di bawah kepemimpinan Group Chief Executive, Noel Quinn, bank ini mampu mencatatkan pendapatan US$37,3 miliar. Sementara itu, pendapatan bunga bersih mengalami penurunan karena dipengaruhi oleh pengurangan akibat penjualan bisnis dan migrasi deposito.
Meskipun demikian, pendapatan bunga bersih perbankan meningkat 1 persen secara year on year (yoy) berkat pertumbuhan di HSBC UK dan pasar lain.
“Investasi kami di Wealth menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan lebih beragam, dan kami terus mengembangkan bisnis inti internasional dan berskala besar kami,” kata Noel Quinn melalui keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Senin (5/8).
Genjot digitalisasi, biaya operasional naik 5%
Di sisi lain, biaya operasional HSBC naik sebesar 5 persen (yoy) menjadi US$16,3 miliar, didorong oleh pengeluaran teknologi yang lebih tinggi untuk menggenjot digitalisasi. Kondisi itu diperparah dengan adanya inflasi, dan kenaikan akrual gaji terkait kinerja.
Level margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) HSBC mencapai 1,62 persen atau turun sebesar 8 basis poin (bps) dibandingkan dengan semester I-2023 yang mencerminkan kenaikan biaya pendanaan dari kewajiban berbunga rata-rata.
HSBC juga telah menyelesaikan penjualan bisnis perbankannya di Kanada dan meraup keuntungan sebesar US$4,8 miliar. Namun, perusahaan mencatat penurunan nilai sebesar US$1,2 miliar setelah mengklasifikasikan bisnis di Argentina sebagai penjualan bisnis.
Tidak hanya itu, pada paruh pertama 2023, HSBC juga mengantongi keuntungan US$1,5 miliar dari hasil akuisisi Silicon Valley Bank UK Limited.
Penyaluran kredit HSBC capai US$938 miliar
Sementara itu, saldo pinjaman atau Kredit nasabah perusahaan tersebut tetap stabil pada US$938 miliar, sedangkan khusus untuk simpanan rekening nasabah turun menjadi US$1,6 triliun, meskipun meningkat dalam mata uang konstan.
Dengan kondisi tersebut, HSBC meyakini bahwa strategi bisnis yang telah dijalankan akan melanjutkan raihan laba hingga akhir 2025 dengan pertumbuhan yang moderat.
“Kami yakin strategi dan model kami akan terus mendorong pertumbuhan pendapatan, bahkan dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah,” kata Noel Quinn.