HSBC Indonesia Salurkan Green Loan Senilai US$30 juta ke EFishery
Pembiayaan untuk tambah modal kerja eFishery.
Jakarta, FORTUNE – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) menyalurkan green and social loan senilai US$30 juta kepada startup pionir aquatech EFishery.
Managing Director Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia, Riko Tasmaya mengatakan, upaya ini merupakan bagian untuk mendukung pertumbuhan sektor ekonomi baru berbasis platform di Indonesia. "Sekaligus mendukung sektor akuakultur di Indonesia untuk menerapkan praktik berkelanjutan di sepanjang rantai pasokannya," kata Riko di Jakarta, Jumat (31/5).
HSBC Indonesia juga diberi mandat sebagai sustainable finance coordinator untuk eFishery guna membantu ambisi perusahaan untuk mengintegrasikan aspek-aspek ESG dalam operasi bisnis mereka.
Pembiayaan untuk tambah modal kerja eFishery
Pembiayaan itu nantinya digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja eFishery. Pinjaman ini tentu akan memungkinkan eFishery untuk memperluas armada eFeeder mereka. Inovasi teknologi pertama eFishery berupa perangkat pemberian pakan otomatis menggunakan Artificial Intelligence of Things (AloT), yang akan disewakan kepada ratusan ribu pembudidaya ikan skala kecil dalam jaringan mereka.
Gibran Huzaifah, salah satu pendiri dan CEO eFishery mengatakan, pendanaan ini akan memungkinkan pihaknya memperluas armada eFeeder dan memberdayakan pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan teknologi dan sumber daya yang mereka perlukan, agar lebih produktif dan berkelanjutan.
"Kami yakin kemitraan dengan HSBC ini akan membantu kami mencapai ambisi pertumbuhan dan membangun sektor akuakultur yang berkembang di Indonesia," kata Gibran.
EFeeder tingkatkan efisiensi pakan
Dengan menggunakan eFeeder, jelas Gibran, pembudidaya ikan dapat meningkatkan efisiensi pakan hingga 30 persen dan kapasitas produksi hingga 25 persen.
Sebagai imbal baliknya, para pembudidaya skala kecil ini akan memiliki akses yang lebih luas untuk memasarkan hasil budidaya perikanan mereka dengan harga yang wajar. Serta, meningkatkan penjualan karena berat ikan akan lebih merata sehingga mampu meningkatkan harga jualnya, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan penghidupan mereka.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia merupakan produsen ikan terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Pada tahun 2022 saja, perikanan dan industri perikanan diperkirakan memberikan kontribusi sekitar 2,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Namun, sebagian besar konsumsi ikan dalam negeri Indonesia berasal dari perikanan skala kecil, bukan industri perikanan yang menghasilkan sebagian besar ekspor perikanan. Di sisi lain, nelayan tradisional ini mempunyai peran penting dalam perekonomian negara karena mereka merupakan 90 persen dari seluruh nelayan di Indonesia.