Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong PT Bank Nationalnobu Tbk (Bank Nobu) dan PT Bank MNC Internasional Tbk (Bank MNC) untuk mencari investor baru bila aksi korporasi merger tidak terlaksana.
Hal itu diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana, dalam pernyataan resminya yang dikutip di Jakarta, (17/9). Dian menyatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan kedua belah pihak dan belum menemukan titik terang untuk merger.
"Upaya strategis lain sebagai alternatif jika proses merger kedua bank tidak dilanjutkan, seperti mencari investor strategis yang bisa memberikan dukungan dan akselerasi bisnis bank ke depan baik dari sisi finansial maupun teknologi atau menjajaki kemungkinan melakukan aksi korporasi dengan bank lainnya," kata Dian.
Potensi batalnya merger semakin besar
Aksi merger antara Bank MNC dan Bank Nobu pada awalnya merupakan upaya untuk memenuhi modal minimum Rp3 triliun pada akhir 2023. Namun, keduanya kini telah memiliki modal di atas Rp3 triliun dan berfokus pada pengembangan bisnis.
Merger yang ditargetkan rampung pada Juni 2024 semakin molor dan tidak sesuai target. Potensi batalnya merger ini pun semakin terasa lantaran OJK saat ini sudah tidak tegas memaksakan berlangsungnya upaya merger.
Padahal, pada awal 2023 OJK berada pada posisi terdepan dalam mendorong terjadinya proses merger untuk memenuhi permodalan. Menurut Dian, kedua bank telah memiliki kinerja yang positif dan stabil.
"Rencana merger antara MNC dan Nobu saat ini memang bersifat voluntary dan masih terus berproses. Patut disadari bahwa untuk menyatukan dua bank yang memiliki karakteristik bisnis dan budaya perusahaan yang berbeda perlu dilakukan secara berhati-hati dan tidak dapat terburu-buru.," ujar Dian.
Hanwha Life telah genggam 40 persen saham Bank Nobu
Di sisi lain, Hanwha Life telah mengakuisisi 40 persen saham dari Bank Nobu. Kedua pihak telah melakukan penandatanganan stock purchase agreement (SPA) pada 3 Mei 2024.
Aksi korporasi itu dilakukan Hanwha Life untuk memperluas portofolio pasar di Asia Tenggara. Kedua pihak juga berkomitmen untuk memperkuat kemitraan dan kolaborasi demi mengejar pertumbuhan bersama dan memperdalam hubungan bisnis.