Jakarta, FORTUNE - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) telah menyaluran Kredit ke UMKM senilai Rp8,1 triliun pada akhir Juni 2024. Jumlah kredit itu terus meningkat tiap tahunnya.
Corporate Communications and Investor Relations Head Bank Sampoerna, Ridy Sudarma menjelaskan, dari nilai kredit UMKM itu, sebesar Rp5,1 triliun atau 63 persen disalurkan secara langsung oleh Bank Sampoerna, sementara 37 persen sisanya atau Rp3,0 triliun disalurkan melalui kerja sama dengan mitra strategis.
"Bank Sampoerna bekerja sama dengan berbagai institusi keuangan, termasuk perusahaan multi-finance, koperasi, serta perusahaan fintech dalam melayani pemberian pinjaman ke UMKM," kata Ridy saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/9).
Total kredit Bank Sampoerna naik 13,5 persen
Ia menambahkan, porsi kredit untuk UMKM pada akhir kuartal II-2024 ialaj sebesar 66 persem dari total penyaluran kredit yang mencapai Rp12,3 triliun atau tumbuh 13,5 persen (yoy)
Lebih lanjur Ridy menjelaskan, pertumbuhan kredit UMKM dilakukan tanpa mengabaikan kualitas kredit. Pada akhir Juni 2024, rasio pinjaman bermasalah secara gross non-performing loan arau NPL Gross terhadap keseluruhan pinjaman berada di tingkat 3,5 persen turun dari kondisi satu tahun sebelumnya sebesar 3,8 persen.
Dengan demikian, Bank Sampoerna pun memiliki fundamental finansial yang sangat baik dengan tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 27 persen, jauh melampaui tingkat yang dipersyaratkan regulator, dan tingkat rasio pinjaman terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) atau Loan to Deposit Ratio/LDR) yang sesuai strategi Bank sebesar 86 persen
Ini strategi Bank Sampoerna himpun DPK
Tak mau latah ikut-ikutan tren layaknya bank digital dalam menghimpun dana dengan pasang bunga simpanan tinggi, Bank Sapoerna mengaku punya strategi sendiri menghimpun DPK.
Chief Digital Business Bank Sahabat Sampoerna, Ivan Giarto menjelaskan, selain memaksimalkan potensi karyawan dari induk perusahaan Sampoerna, pihaknya memanfaafkan platform digital seperti mobile banking hingga kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menggaet nasabah baru.
"Jadi saat ini nasabah sudah bisa membuka rekening melalui mobile banking," kata Ivan.
Dengan berbagai pencapaian dan inisiatif tersebut, pihaknya optimis bisnisnya masih akan tumbuh positif hingga akhir 2024 mendatang.