Pinjaman Macet di 18 Pinjol Membengkak di Atas 5%

Pinjaman macet anak muda di pinjol capai Rp7,4 miliar.

Pinjaman Macet di 18 Pinjol Membengkak di Atas 5%
Ilustrasi Debt Collector/ Shutterstock Andrey Povpov
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Hingga November 2023, sebanyak 18 penyelenggara Fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (Pinjol) masih memiliki tingkat wanprestasi (TWP) atau Pinjaman Macet di atas 5 persen. Jumlah tersebut tak berubah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Terkait dengan 18 penyelenggara tersebut terdapat 2 Penyelenggara pada periode sebelumnya yang memiliki TWP di atas 5 persen namun pada periode November 2023 nilainya sudah turun di bawah 5 persen. Akan tetapi terdapat 2 penyelenggara lainnya  yang pada periode sebelumnya tidak memiliki nilai TWP di atas 5 persen namun pada data periode November 2023 TWP-nya naik menjadi di atas 5 persen,” jelas Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman melalui keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, (15/1).

Atas dasar tersebut, lanjut Agusman, OJK telah meminta kepada Penyelenggara untuk mengirimkan action plan terkait dengan rencana penurunan nilai TWP di atas 5 persen. Selain itu, OJK juga terus melakukan proses monitoring terhadap kinerja dari pinjol.

Pinjaman macet anak muda di pinjol capai Rp7,4 miliar

Ilustrasi sekelompok anak muda sedang nonton bareng lewat smartphone (Shutterstock/imtmphoto)

Tak hanya itu, Agusman juga mengungkapkan data menarik terkait kredit macet pinjol yang didominasi oleh peminjam anak muda dengan rentang umur 19 hingga 34 tahun. “Namun demikian, nilai outstanding pinjaman macet menurun dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp7,4 miliar,” kata Agusman.

Ia menjelaskan, salah satu faktor yang mendorong para peminjam usia muda tersebut masih mendominasi dikarenakan mudahnya akses dalam mendapatkan pinjaman tanpa memperhatikan kemampuan yang dimiliki. 

“Harapannya dengan diimplementasikannya aturan terkait penilaian, batasan penerimaan pendanaan serta edukasi dan sosialisasi yang dilakukan dapat mengurangi ataupun mengendalikan kredit macet,” pungkas Agusman.

Sementara itu, secara industri, pertumbuhan outstanding pembiayaan pinjol di November 2023 terus melanjutkan peningkatan menjadi 18,05 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp59,38 triliun. Tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) secara industri juga diklaim dalam kondisi terjaga di posisi 2,81 persen.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi