Jakarta, FORTUNE - PT Bank Commonwealth masih mencatatkan Kerugian senilai Rp788,68 miliar di tahun buku 2023. Bahkan, rugi itu membengkak 124,84 persen secara year on year (yoy) dibandingkan kerugian tahun 2022 yang mencapai Rp 350,77 miliar.
Dilansir dari laporan keuangannya, naiknya kerugian disebabkan oleh meningkatnya beban operasional mencapai 24,74 persen menjadi Rp 1,3 triliun pada tahun 2023. Di sisi lain, pendapatan bunga bersih (NII) dari jaringan bank Commonwealth Bank of Australia (CBA) ini menyusut 17,69 persen (yoy) menjadi Rp 565,15 miliar.
Aset Bank Commonwealth turun 12,86%
Bank yang sedang dalam proses pengambilalihan oleh OCBC Indonesia ini juga mencatatkan penurunan aset sebesar 12,86 persen (yoy) menjadi Rp 16,03 triliun pada tahun 2023.
Kinerja yang terkontraksi ini juga disebabkan oleh rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang naik signifikan ke level 154,17 persen per Desember 2023. Padahal, batas rasio BOPO yang telah ditetapkan Bank Indonesia (BI) ialah sebesar 85 persen. Dengan demikian, bank ini masuk kategori tidak efisien.
Pada sisi intermediasi, bank dengan logo kuning hitam ini juga mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp8,03 triliun, menurun 10,9 persen (yoy). Serta untuk himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga turun 9,2 persen (yoy) menjadi Rp 10,69 triliun.