Jakarta, FORTUNE – Lembaga switching Sistem Pembayaran global, Visa memperluas kerja sama dengan sejumlah dompet digital atau E-wallet di Asia Tenggara. Kerja sama itu dilakukan antara lain kepada DANA dari Indonesia, MoMo, VNPAY, dan ZaloPay dari Vietnam, serta Maya dan GrabPay di Filipina.
Kolaborasi ini memungkinkan pemilik kartu debit/kredit Visa untuk memasukan opsi pembayaran ke sejumlah dompet digita tersebut.
"Kemitraan ini memberikan konsumen lebih banyak pilihan dan mendukung usaha kecil dengan meningkatkan kemampuan mereka dalam menerima pembayaran, seiring dengan meluasnya penggunaan metode pembayaran digital seperti kartu dan e-wallet," kata Country Manager Visa Indonesia, Vira Widiyasari melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (28/8).
92% masyarakat Indonesia terbiasa gunakan e-wallet
Seiring dengan meningkatnya penggunaan dompet digital di kawasan ini, Visa menambahkan pilihan bagi konsumen dengan memungkinkan pemegang kartu untuk menggunakan kartu mereka secara langsung di beragam merchant atau melalui e-wallet seperti DANA.
Berdasarkan riset Visa menemukan bahwa di Indonesia, 92 persen responden yang disurvei telah menggunakan e-wallet mereka dalam 12 bulan terakhir.
"Kemitraan kami dengan e-wallet di Indonesia memungkinkan pemegang kartu Visa untuk membayar melalui e-wallet mereka dengan sumber dana kartu yang diterbitkan di Indonesia, sejalan dengan semakin meningkatnya pilihan transaksi nontunai di Indonesia," kata Vira.
Di Indonesia, pemegang kartu Visa dapat menyimpan kredensial mereka di dompet DANA dan menggunakannya sebagai sumber dana e-wallet saat membayar melalui QRIS di merchant pilihan mereka.
Vince Iswara, selaku CEO & Co-Founder DANA Indonesia, mengatakan kemitraan ini juga sejalan dengan komitmen DANA, yaitu menjadi jembatan bagi ekosistem ekonomi digital, untuk membuka akses keuangan digital seluas mungkin bagi seluruh masyarakat Indonesia.
43% pemegang kartu Visa ingin integrasikan ke e-wallet
Kerja sama ini tentunya akan menyederhanakan transaksi, di mana pelanggan tak lagi perlu memasukkan data-data sumber dananya berulang kali ke e-wallet mereka.
Riset Visa sebelumnya juga mendukung tren ini, di mana terlihat bahwa selama paruh pertama tahun 2023, satu dari tiga responden mengajukan permohonan kartu baru, dengan 43 persen termotivasi oleh keinginan untuk mengintegrasikan kartu-kartu ini ke dalam e-wallet. Hal ini menyoroti konvergensi dan koeksistensi yang terus meningkat antara kartu dan e-wallet.
Meskipun sebagian besar pembayaran dilakukan dari saldo e-wallet yang sudah ada, survei Green Shoots Radar terbaru Visa menemukan bahwa 29 persen konsumen di Indonesia, 24% di Filipina, dan 39 persen di Vietnam menggunakan kartu mereka sebagai sumber pendanaan e-wallet.
Para responden menyebutkan bahwa kenyamanan, kemampuan untuk melacak pengeluaran, kemudahan, dan keamanan merupakan beberapa faktor utama yang membuat mereka memilih mengisi saldo e-wallet mereka menggunakan kartu.
Poojyata Khattar selaku Head of Products and Solutions, Southeast Asia, Visa mengatakan, inovasi dan aliansi strategis sangat penting untuk memajukan sistem pembayaran.
"Visa memperluas pilihan konsumen dengan bermitra bersama sejumlah e-wallet terkemuka di kawasan ini, untuk memungkinkan konsumen memilih dari mana pendanaan e-wallet mereka, termasuk melalui kartu Visa," kata Poojyata Khattar.
Seiring dengan perkembangan integrasi kartu dan e-wallet di Asia Tenggara, Visa memberdayakan individu dan bisnis dengan menyediakan akses dan mendorong perekonomian yang lebih terbuka dan inklusif.