Mengenal Amortisasi, Pengertian, Manfaat dan Perbedaannya
Ada dua metode yang bisa Anda gunakan.
Jakarta, FORTUNE – Amortisasi adalah proses pengalokasian biaya aset tak berwujud (seperti hak cipta, paten, merek dagang) atau biaya aset tetap berwujud (seperti bangunan, mesin) secara sistematis selama periode waktu tertentu. Tujuan dari amortisasi adalah merefleksikan penurunan nilai aset tersebut seiring dengan berjalannya waktu dan penggunaannya.
Pada umumnya, aset tak berwujud memiliki umur manfaat yang terbatas, sedangkan aset tetap berwujud memiliki masa manfaat yang lebih panjang. Amortisasi dilakukan untuk mencerminkan penurunan nilai aset ini dari neraca perusahaan seiring berjalannya waktu. Dalam hal ini, biaya aset tersebut dibebankan kepada laba atau rugi perusahaan secara bertahap selama periode yang ditentukan.
Amortisasi menjadi alat yang penting dalam keuangan dan manajemen perusahaan, membantu perusahaan dalam pengelolaan aset, pengambilan keputusan investasi, penetapan harga, analisis kinerja keuangan, serta aspek pajak. Dengan memahami konsep amortisasi dan menerapkannya secara tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan asetnya dan mengelola keuangan perusahaan dengan lebih baik.
Fungsi dan manfaat amortisasi
Amortisasi memiliki fungsi dan manfaat yang penting dalam konteks keuangan dan manajemen perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi dan manfaat utamanya:
- Pengalokasian biaya aset secara adil
Amortisasi memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biaya aset yang dimiliki secara adil selama umur manfaatnya. Dengan membebankan biaya amortisasi setiap periode, perusahaan dapat mencerminkan penurunan nilai aset seiring dengan berjalannya waktu dan penggunaan aset tersebut.
- Mencerminkan depresiasi nilai aset
Amortisasi membantu perusahaan untuk mencerminkan depresiasi nilai aset yang tidak berwujud atau aset tetap berwujud dalam laporan keuangannya. Hal ini penting untuk memberikan gambaran lebih akurat tentang nilai aset dalam neraca perusahaan.
- Penentuan harga produk atau jasa
Dalam bisnis yang melibatkan aset tak berwujud seperti hak cipta, paten, atau merek dagang, amortisasi menjadi faktor penting dalam menentukan harga produk atau jasa. Dengan memasukkan biaya amortisasi dalam perhitungan biaya produksi atau penawaran jasa, perusahaan dapat memastikan bahwa harga yang ditetapkan mencerminkan biaya penggunaan aset tersebut.
- Analisis kinerja keuangan
Amortisasi memberikan informasi penting dalam analisis kinerja keuangan perusahaan. Beban amortisasi yang dicatat dalam laporan laba rugi membantu dalam memahami pengaruh pengeluaran aset terhadap laba bersih perusahaan. Dalam hal ini, analisis kinerja keuangan dapat mencakup perbandingan antara beban amortisasi dengan pendapatan dan laba bersih, serta efisiensi penggunaan aset perusahaan.
- Pemantauan umur manfaat aset
Dengan melakukan amortisasi, perusahaan dapat memantau umur manfaat asetnya. Ini membantu dalam perencanaan peremajaan atau penggantian aset pada masa mendatang. Dengan mengetahui umur manfaat aset yang tersisa, perusahaan dapat mengatur anggaran dan sumber daya yang diperlukan untuk memperbarui atau menggantikan aset yang telah mencapai akhir masa manfaatnya.
- Dampak pajak
Amortisasi juga memiliki implikasi pajak yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengurangkan biaya amortisasi dari pendapatan kena pajak. Ini dapat mengurangi beban pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan dan meningkatkan aliran kas yang tersedia untuk kegiatan operasional atau investasi lainnya.
Metode-metode amortisasi
Jika ingin mengetahui cara menghitung amortisasi, ada dua metode yang bisa Anda gunakan. Kedua metode ini dikelompokkan berdasarkan masa manfaatnya dan sering kali digunakan untuk mengukur nilai amortisasi aset tidak berwujud.
Kedua metode cara menghitung amortisasi adalah sebagai berikut:
- Metode Saldo Menurun: Jumlah biaya yang dialokasikan pada metode ini akan terus menurun bersamaan dengan bertambahnya masa manfaat di setiap tahunnya. Ketika telah mencapai tahun akhir dari masa manfaat tersebut, penyusutan sekaligus akan dilakukan atas nilai sisa buku yang ada.
- Metode Garis Lurus: Metode ini mengalokasikan total pembebanan biaya dalam jumlah yang sama setiap tahunnya. Artinya, nilai biaya penyusutan pada metode garis lurus konstan sejak tahun perolehan hingga tahun akhir masa manfaatnya.
Perbedaaan amortisasi dan depresiasi
Amortisasi dan depresiasi adalah dua konsep terkait yang digunakan dalam konteks berbeda. Perbedaan utama antara amortisasi dan depresiasi adalah sebagai berikut:
- Aset yang diterapkan
Amortisasi digunakan untuk mengalokasikan biaya aset tak berwujud seperti hak cipta, paten, atau merek dagang.
Sedangkan depresiasi digunakan untuk mengalokasikan biaya aset tetap berwujud seperti bangunan, mesin, kendaraan, atau peralatan.
- Sifat aset
Aset tak berwujud biasanya memiliki umur manfaat yang terbatas, sementara aset tetap berwujud biasanya memiliki masa manfaat yang lebih panjang. Oleh karena itu, proses amortisasi untuk aset tak berwujud melibatkan pengalokasian biaya selama periode tertentu yang sesuai dengan umur manfaat aset tersebut.
Di sisi lain, depresiasi dilakukan selama periode waktu tertentu untuk mencerminkan penurunan nilai aset tetap berwujud seiring dengan berjalannya waktu dan penggunaannya.
- Metode pengalokasian biaya
Dalam amortisasi, metode umum yang digunakan adalah metode garis lurus yang biaya asetnya dibagi secara merata selama umur manfaatnya. Misalnya, jika hak cipta memiliki umur manfaat 10 tahun, biaya amortisasi akan dibagi menjadi 10 bagian yang sama dan dibebankan setiap tahun.
Sementara itu, depresiasi menggunakan metode yang lebih beragam seperti metode garis lurus, metode saldo menurun, atau metode unit produksi, bergantung pada karakteristik aset dan preferensi perusahaan.
- Lingkup penggunaan
Amortisasi umumnya digunakan dalam konteks aset tak berwujud yang terkait dengan hak kekayaan intelektual atau hak monopoli. Ini dapat mencakup perusahaan yang berfokus pada inovasi atau memiliki merek dagang yang kuat. Sementara depresiasi lebih umum digunakan dalam konteks aset tetap berwujud yang terkait dengan operasional perusahaan secara fisik, seperti bangunan, mesin, dan peralatan.
Meskipun ada perbedaan dalam penggunaan dan konteks penggunaan, baik amortisasi maupun depresiasi bertujuan untuk mencerminkan penurunan nilai aset seiring berjalannya waktu dan penggunaan. Keduanya penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan dan memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan nilai aset dengan akurat.