Fitch Rating Pertahankan Peringkat Utang RI di BBB, Ini Pandangan BI
Ekonomi RI diprediksi melambat jadi 4,8% di 2023.
Jakarta, FORTUNE - Lembaga pemeringkat Fitch, kembali mempertahankan peringkat utang atau Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada 14 Desember 2022.
Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah.
Menanggapi keputusan Fitch tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan, afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga.
"Kepercayaan dunia internasional ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi dan peningkatan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga kebijakan secara global," kata Perry melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu malam (14/12).
Penerimaan fiskal yang rendah jadi tantangan RI
Pada sisi lain, Fitch masih melihat adanya beberapa tantangan yang perlu direspons oleh Pemerintah. Di antaranya penerimaan dari sisi fiskal Pemerintah yang masih rendah serta beberapa indikator struktural seperti indikator tata kelola yang relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.
Fitch juga memandang Pemerintah akan mengembalikan defisit fiskal menjadi di bawah batas atas 3 persen dari PDB pada tahun 2023. Defisit fiskal menunjukkan penurunan yang berlanjut yaitu dari 4,6 persen dari PDB pada tahun 2021 menjadi 3,4 perssn dari PDB pada tahun 2022.
Meski demikian, hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara pertama di kawasan Asia Pasifik yang berhasil mengembalikan defisit fiskal pada level sebelum pandemi.
Ekonomi RI diprediksi melambat jadi 4,8% di 2023
Pada laporan yang dirilis hari ini, Fitch menilai pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh 5,2 persen pada tahun 2022.
Menghadapi permintaan global yang melemah, suku bunga yang tinggi, dan harga komoditas yang menurun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 juga diperkirakan tumbuh melambat menjadi 4,8 persen.
Namun demikian, dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan mencapai 5,6 persen pada tahun 2024, yang didukung oleh dampak positif dari implementasi UU Cipta Kerja terhadap kenaikan investasi. Tak hanya itu, komitmen pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut, termasuk pembangunan ibu kota baru (IKN) di Kalimantan Timur juga diperkirakan mejadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi.
Perry kembali menambahkan, ke depannya BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi keuangan global dan domestik serta merumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan stabilitas keuangan.