Laba DBS Indonesia Melonjak 87,83% jadi Rp1,69 triliun
Aset DBS Indonesia tembus Rp112,97 triliun.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank DBS Indonesia (DBS Indonesia) mencatatkan Laba bersih senilai Rp1,69 triliun di sepanjang 2023. Nilai itu melonjak 87,83 persen dibandingkan dengan posisi tahun 2022 senilai Rp899,65 miliar.
Presiden Direktur DBS Indonesia, Lim Chu Chong menjelaskan, peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya.
"DBS Indonesia berhasil meningkatkan efisiensi perusahaan dan volume bisnis secara keseluruhan. Hal ini ditunjang oleh pengambilan langkah-langkah strategis yang tepat untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan serta mencerminkan keputusan investasi strategis Bank dan responsivitas terhadap dinamika pasar," jelas Lim Chu Chong melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (27/3).
Aset DBS Indonesia tembus Rp112,97 triliun
Tercatat, untuk pendapatan bunga bersih meningkat DBS Indonesia juga naik 21,74 persen menjadi Rp5,06 triliun sejalan dengan peningkatan Net Interest Margin (NIM) 79 basis poin menjadi 6,02 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 5,23 persen.
"Peningkatan margin bunga bersih ini merupakan hasil dari upaya Bank dalam menerapkan kebijakan strategisnya dalam manajemen likuiditas yang berhati-hati di tengah kondisi pasar yang berubah," katanya.
Untuk total aset DBS Indonesia melonjak 13,79 persen menjadi Rp112,97 triliun di akhir 2023. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh lonjakan obligasi pemerintah yang dimiliki yang meningkat 82,15 persen atau sebesar Rp12,43 triliun menjadi Rp27,56 triliun.
Kredit tumbuh 14,98% jadi Rp63,44 triliun
Sementara itu, kredit atau pinjaman yang telah disalurkan DBS Indonesia juga meningkat 14,98 persen menjadi Rp63,44 triliun pada 2023.
Sementara itu, simpanan nasabah juga melonjak 16,64 persen mencapai Rp84,27 triliun pada akhir 2023, atau lebih tinggi dari capaian 2022 yang hanya Rp72,25 triliun.
Kinerja positif ini juga memberikan pertumbuhan modal organik yang sehat, di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami peningkatan menjadi 25,16 persen dari tahun lalu sebesar 23,58 persen.