FINANCE

Pemangkasan Bunga BI Belum Efektif Pacu Pertumbuhan Ekonomi RI

Kebijakan pajak dan kenaikan BPJS bisa lemahkan daya beli.

Pemangkasan Bunga BI Belum Efektif Pacu Pertumbuhan Ekonomi RIilustrasi masyarakat di kabupaten/kota (unsplash.com/Fikri Rasyid)
03 February 2025

Fortune Recap

  • Pemangkasan suku bunga acuan BI menjadi 5,75% dinilai belum efektif mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
  • Suku bunga pinjaman konsumsi dan investasi memiliki volatilitas lebih kecil dibandingkan suku bunga acuan, menyebabkan delay dalam transmisi ke sektor riil.
  • Penurunan suku bunga oleh BI tidak diikuti perbankan dalam menurunkan suku bunga pinjaman, mengakibatkan adanya jeda waktu atau delay dalam transmisi kebijakan moneter ke sektor riil.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemangkasan suku Bunga Acuan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 5,75 persen dinilai sejumlah ekonom belum efektif mendorong Pertumbuhan Ekonomi nasional. Seperti diketahui, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 hanya mampu tumbuh sebesar 4,95 persen.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahma berpandangan pergerakan suku bunga pinjaman konsumsi dan investasi cenderung memiliki volatilitas yang lebih kecil dibandingkan suku bunga acuan. 

Dengan demikian, penurunan suku bunga oleh BI tidak serta-merta diikuti oleh perbankan dalam menurunkan suku bunga pinjaman. Hal ini menyebabkan adanya jeda waktu atau delay dalam transmisi kebijakan moneter ke sektor riil. "Konsekuensinya apa? Pada waktu BI nurunin suku bunga, saya melihat ada delay untuk penurunan suku bunga pinjaman dan sebagainya," kata Tauhid kepada media di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.