Sekitar 70 BPR Kekurangan Modal, Rawan Bangkrut?
Perbarindo minta pemegang saham tambah modal BPR.
Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan, hingga saat ini 5 persen dari jumlah total Bank Perekonomian Rakyat (BPR) nasional masih kekurangan modal atau belum memenuhi ketentuan modal minimum Rp 6 miliar per 31 Maret 2024.
"Hingga 31 Maret 2024, jumlah BPR/BPRS yang sudah memenuhi modal inti minimum Rp 6 miliar adalah sebanyak 1.213 Artinya hanya sekitar 5 persen yang belum memenuhi modal inti minimum Rp 6 miliar," kata Mahendra melalui konfrensi video Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dikutip di Jakarta, Senin (6/5).
Mengacu Statistik Perbankan pada Februari 2024, jumlah BPR/BPRS di Indonesia mencapai 1.393 entitas, yang mana jumlah BPRS sebanyak 174 entitas. Dengan demikian, 5 persen dari jumlah itu ialah sekitar 70 entitas BPR yang masih kekurangan modal.
Perbarindo minta pemegang saham komit tambah modal BPR
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan BPR (Perbarindo), Teddy Alamsyah sempat menyatakan bahwa penambahan modal masih menjadi tantangan BPR nasional di tahun ini. Ia bahkan menyebut, kurangnya modal dan likuiditas membuat BPR rawan untuk tumbang.
"Kami telah melakukan pertemuan dengan para pemegang saham BPR/BPRS yang kekurangan modal tersebut," kata Teddy kepada Fortune Indonesia beberapa waktu lalu.
Ia juga telah meminta pemegang saham BPR untuk komit menambahkan modal. Teddy juga berharap, regulator bijak dan sedikit melonggarkan aturan tersebut, apalagi industri BPR masih dalam kondisi pemulihan pasca pandemi covid-19. Pihaknya yakin, sejatinya bisnis BPR masih tumbuh cukup sehat dan berkembang.
Kinerja industri BPR masih sangat positif untuk segi aset, kredit dan penghimpunan tabungan. Aset industri BPR pada Desember 2023 mencapai Rp195 triliun atau masih naik 6,96 persen (YoY).
Untuk aktiva kredit yang telah disalurkan ke masyarakat juga telah mencapai Rp141 triliun, naik sebesar 8,98 persen dibandingkan Desember 2022. Sedangkan pada posisi pasiva, baik tabungan maupun deposito masing-masing tumbuh sebesar 6,09 persen dan 9,82 persen di Desember 2023.