Tumbuh Tipis, BRI Cetak Laba Rp29,90 triliun
Tumbuh 11,20%, kredit BRI capai Rp1.336,78 triliun.
Jakarta, FORTUNE – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan entitas perusahaan anak mencetak Laba senilai Rp29,90 triliun pada semester I-2024. Raihan itu hanya tumbuh tipis bila dibandingkan dengan capaian semester I-2023 senilai Rp29,42 triliun.
Sunarso mengungkapkan bahwa kinerja positif BRI Group tersebut tak terlepas dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh double digit.
"Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut membuat aset BRI tercatat meningkat. Hingga akhir Juni 2024 tercatat aset BRI tumbuh 9,54 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1.977,37 triliun," kata Direktur Utama BRI Sunarso saat pemaparan kinerja keuangan Triwulan II 2024 di Jakarta (25/7).
Selain pertumbuhan yang berkualitas, Perseroan juga mampu meningkatkan fee based income menjadi sebesar Rp11,26 triliun atau tumbuh 10,15 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp10,22 triliun.
Tumbuh 11,20%, kredit BRI capai Rp1.336,78 triliun
Hingga akhir Triwulan II 2024, penyaluran kredit BRI tercatat Rp1.336,78 triliun atau tumbuh kuat 11,20 persen (yoy). Tercatat, segmen UMKM masih mendominasi penyaluran kredit BRI, dengan porsi mencapai 81,96 persen dari total penyaluran kredit BRI, atau sekitar Rp1.095,64 triliun.
"Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan penyaluran kredit yang selektif dan prudent sehingga Perseroan mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan," kata Sunarso.
Rasio Loan at Risk tercatat membaik atau turun, dari semula 14,94 persen pada akhir Triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir Triwulan II 2024. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di kisaran 3,05 persen dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60 persen.
CASA BRI capai 63,17% dari DPK
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 11,61 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1.389,66 triliun. Dana Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh 7,66 persen (yoy) menjadi Rp877,90 triliun.
“Dana murah masih mendominasi struktur DPK BRI, dimana porsi CASA mencapai 63,17 persen dari total DPK BRI,” tambah Sunarso.
Untuk melayani seluruh masyarakat, BRI melakukan strategi hybrid bank, salah satunya adalah dengan adanya AgenBRILink. AgenBRILink terbukti mampu menjawab karakteristik nasabah mikro dan saat ini memiliki peranan yang penting dalam roda perekonomian serta kehidupan masyarakat.
Hingga akhir Juni 2024, BRI telah memiliki 993 ribu AgenBRILink yang tersebar di lebih dari 61 ribu desa. Jumlah tersebut tercatat telah meng-cover lebih dari 80 persen dari total desa di Indonesia. Adapun volume transaksi AgenBRILink selama Januari - Juni 2024 telah mencapai sebesar Rp767 triliun atau tumbuh 13,6 persen (yoy).
Sunarso pun menatap paruh kedua tahun 2024 dengan optimisme. Hal tersebut tak lepas dari kondisi likuiditas dan permodalan BRI yang memadai, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank sebesar 86,59 persen serta Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 25,13 persen. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, kedepan BRI masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik.