Bunker Mewah Jadi Tren yang Dibangun Para Miliarder Dunia, Ada Apa?

Mereka bersiap hadapi hal terburuk di zaman yang tak pasti.

Bunker Mewah Jadi Tren yang Dibangun Para Miliarder Dunia, Ada Apa?
Ilustrasi bunker mewah. (Wikimedia Commons)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Orang-orang kaya yang terdefinisi sebagai Miliarder Dunia sedang disorot atas keputusan mereka untuk memiliki–atau membangun–ruang bawah tanah (Bunker) untuk jadi tempat berlindung jika sesuatu yang menyerupai ‘kiamat’ terjadi.

Dataconomy.com memberitakan bahwa ‘latah’ baru di kalangan miliarder dunia dalam menghabiskan biaya besar untuk sebuah persembunyian bawah tanah ini memunculkan sebuah pertanyaan, “Apakah hari ‘kiamat’ benar-benar akan segera tiba?”

Pertanyaan ini cukup layak dilontarkan, mengingat seorang Mark Zuckerberg yang terkenal sangat memiiiki perhatian pada perihal kesetaraan global dan lingkungan, rela menggelontorkan biaya hingga US$270 juta atau sekitar Rp4,20 triliun (kurs Rp15.547,38 per dolar AS) untuk membangun sebuah proyek benteng bawah tanah mewah di pulau Kauai, Hawai.

Menurut dataconomy.com, penulis sekaligus ahli teori, Douglas Rushkoff, mengatakan bahwa beberapa miliarder dunia yang berbincang dengannya mengungkapkan bahwa mereka mulai mengkhawatirkan tentang masa depan. “Menekankan perlunya mempertahankan personel keamanan selama masa-masa sulit,” ujarnya seperti dikutip Senin (8/1).

Mereka, kata Rushkoff, mulai mempertimbangkan berbagai alternatif cara untuk bisa melewati masa sulit di tengah zaman yang makin sulit terprediksi. Bunker atau ruang bawah tanah pun menjadi solusi yang memberikan kalangan elit ini kepastian untuk menghadapi situasi apa pun yang bisa terjadi.

Bukan sekadar bunker

Ilustrasi bunker mewah. (Pixabay/Matthias Wewering)

Ruang bawah tanah rahasia yang bisa menjamin keamanan pemiliknya ini adalah sebuah tempat persembunyian yang mewah–memberikan kenyamanan bagi pemiliknya layaknya sebuah bangunan di atas tanah. Zuckerberg, menurut majalah Wired, bahkan bisa dikatakan membangun sebuah kompleks yang sangat mewah.

Pendiri Facebook ini membangun kawasan seluas 1.400 hektare dengan rumah-rumah mewah di dalam terowongan bawah tanah, dan kabarnya menyediakan sebuah ‘sanctuary’ yang memiliki luas lebih dari 464 meter persegi, lengkap dengan persediaan energi dan makanan tersendiri, yang juga punya pintu–yang tampak seperti tahan ledakan.

Business Insider mengungkapkan bahwa ruang yang dibangun bos Meta ini ditengarai akan memuat lebih dari selusin bangunan, 30 kamar tidur, 30 kamar mandi, lift, kantor, ruang pertemuan, dapur yang luas, bahkan sarana rekreasi seperti gym, kolam renang, bahkan lapangan tenis. Lebih jauh, ada 11 rumah pohon yang dihubungkan dengan jembatan tali, untuk menciptakan surga bawah tanah, siap jika keadaan menjadi lebih buruk.

Persiapan skenario terburuk

Ilustrasi lorong bunker. (Unsplash/Tim Schmidbauer)

Selain Zuckerberg, ada lagi CEO PayPal, Peter Thielm yang sedang menunggu izin mendirikan bunker di Selandia Baru. Kabarnya, ia berbagi rencana ini dengan petinggi OpenAI, Sam Altman. Belum lagi, bila kita ingat pesohor eksentrik Elon Musk yang sudah lama memiliki rencana untuk mengeksplorasi planet Mars. Meski belum bisa dipastikan kebenarannya, kabarnya ada sekitar 15 orang kaya lainnya yang tengah membangun sebuah bunker secara bersamaan di berbagai tempat berbeda.

Dataconomy.com menyampaikan bahwa banyak orang saat ini suka berspekulasi tentang skenario-skenario yang mungkin terjadi di hari ‘kiamat’, mulai dari wabah, krisis iklim, sampai perang nuklir atau serangan makhluk lain dari luar angkasa. “Para miliarder yang membangun bunker kiamat mungkin tidak terkait dengan sesuatu yang spesifik, namun sentimen umumnya jelas: bersiap menghadapi hal yang tidak terduga lebih baik daripada lengah,” tulis media tersebut.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers