LVMH Enggan Umbar Diskon Meski Permintaan Barang Mewah Global Lesu

Diskon dianggap akan rugikan LVMH dalam jangka panjang.

LVMH Enggan Umbar Diskon Meski Permintaan Barang Mewah Global Lesu
Dok. Louis Vuitton
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNEPenjualan barang mewah global tengah menghadapi kelesuan pasar. Meski begitu, jenama LVMH tetap berkeras tidak ingin menurunkan harga atau mengumbar program Diskon sebagai strategi  di tengah di fluktuasi permintaan.

LVMH, dikenal sebagai perusahaan barang mewah asal Prancis yang mengelola jenama-jenama seperti Christian Dior dan Celine, dengan produk-produk mewah, mulai dari perhiasan, pakaian, sampai minuman beralkohol. Harga barang yang dijual seringkali berada di atas US$1.000 membuat produk mereka sulit dijual bagi konsumen yang ingin memiliki barang-barang tersebut.

CFO LVMH, Jean-Jacques Guiony, mengatakan bahwa perusahaan tidak akan mengubah strategi, termasuk menawarkan produk denga harga yang lebih murah.  “Saya pikir, itu akan jadi sebuah keselahan,” ujarnya seperti dikutip dari Fortune.com, Jumat (18/10). "Kami masih berpegang pada gagasan bahwa kami harus tetap setia pada apa yang telah menjadi resep kesuksesan kami selama bertahun-tahun.”

Meski LVMH sudah sangat lama bermain di pasar barang mewah, menawarkan diskon hanya akan mengurangi nilai dan citra sang jenama di pasar dunia. Menjaga keistimewaan jenama adalah hal utama, mengingat banyak jenama lain yang mengalami kerugian akibat penerapan strategi diskon.

Misalnya, Kate Spade yang sebelumnya sangat bergantung pada promosi, akhirnya diakuisisi oleh Coach seharga US$2,4 miliar pada tahun 2017. Sementara, jenama barang mewah lainnya, seperti Versace dan Burberry, juga terpaksa memberikan diskon untuk menarik konsumen yang lebih mencari produk entry-level.

Menghadapi situasi kurang baik

source_name

Seperti diketahui, LVMH saat ini berada dalam situasi yang menantang. Pendapatan kuartal ketiga perusahaan mengalami penurunan sebesar 3 persen, yang melampaui perkiraan analis dan menunjukkan kondisi sulit yang dihadapi industri barang mewah secara keseluruhan.

Kondisi ekonomi yang sulit juga mempengaruhi pengeluaran konsumen, membuat mereka lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian barang-barang mewah.

"Ketika Cina mengumumkan langkah-langkah stimulus untuk menghidupkan kembali ekonominya, saham LVMH dan perusahaan barang mewah lainnya sempat naik. Namun, ketika janji-janji tersebut tidak terpenuhi, saham mereka mengalami penurunan kembali," tulis Fortune.com.

Dengan komitmen untuk tidak mengubah pendekatannya secara drastis hanya untuk tetap relevan dalam jangka pendek, LVMH harus bersiap menghadapi beberapa bulan atau tahun penjualan yang lesu di depan.

Berpegang pada prinsip dan strategi yang telah membawa mereka sukses, LVMH yakin bahwa mereka dapat melewati tantangan ini tanpa mengorbankan integritas jenama mereka.

Related Topics

LVMHDiskonPenjualan

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

Ini Biaya dan Perbandingan Franchise Alfamart dan Indomaret
BI Masih Cermati Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI: Biaya Transaksi QRIS Gratis hingga Rp500 Ribu per 1 Desember 2024
Meski Deflasi, IKEA Optimis Penjualan Furnitur Masih Positif di 2025
Investor Siap-Siap, Spin-Off Anak Usaha ADRO Makin Dekat
Jika Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Ini Dampak ke Pasar Modal