Jakarta, FORTUNE - Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) mulai memasuki industri fesyen, seolah berusaha mengukir peran dalam dunia yang sebelumnya didominasi oleh para model. Kehadiran AI ini mengguncang standar konvensional modeling dan supremasi manusia di industri fesyen.
fesyen, terutama fesyen kelas atas, bukan sekadar ajang untuk menampilkan busana. Mode ini tentang menceritakan sebuah kisah, membangkitkan emosi, dan terhubung dengan orang-orang di level yang lebih dalam. Daya tarik seorang model mode tidak hanya terbatas pada penampilan fisik; tetapi juga tentang kepribadian, individualitas, dan karisma mereka. Bisakah AI benar-benar menangkap nuansa ini?
Para model menghadirkan energi unik di atas runway dan dalam sesi pemotretan. Mereka mampu memancarkan kepercayaan diri dan autentisitas yang kuat, memikat audiens dengan kehadiran mereka. Gagasan tentang entitas AI yang menggantikan esensi manusia itu tampak menakutkan dan agak sedikit meresahkan. Apakah AI dapat membantu pekerjaan atau malah menggantikan SDM di industri fesyen?
Melansir The Fashion of India (5/11), AI sejauh ini telah mendukung banyak aspek di industri fesyen, seperti menyederhanakan desain, memprediksi tren, dan mengoptimalkan rantai pasokan. AI berfungsi sebagai alat yang mampu meningkatkan kemampuan manusia dalam efisiensi dan personalisasi, yang berujung pada kemajuan industri.
Namun, potensi AI untuk menggantikan manusia masih menjadi perdebatan. Meski AI dapat menghasilkan gambar model yang realistis, seni menyampaikan emosi, sikap, dan gaya pribadi tetap menjadi aspek khas yang belum bisa ditiru AI. Seni mendalam dalam modeling adalah kualitas manusia yang belum bisa disamai AI.
Masa depan AI dan modeling
AI kini dimanfaatkan untuk menciptakan model virtual yang mampu menampilkan busana dan aksesori secara realistis, berpotensi menggantikan model dalam pemasaran. Di bidang modeling komersial, integrasi AI terasa lebih praktis untuk katalog produk dan platform e-commerce.
Munculnya influencer virtual serta avatar digital yang memadukan AI dengan desain kreatif semakin mengaburkan batas antara representasi manusia dan buatan. Namun, kehadiran AI dalam fesyen tetap memiliki batasan.
Model manusia membawa koneksi emosional yang sulit diwakilkan oleh AI. Selain itu, runway yang menjadi arena ekspresi seni yang sangat sulit digantikan oleh AI karena ada energi, kharisma, dan kehadiran emosional yang khas dari manusia.
Meskipun AI telah mengubah banyak aspek industri fesyen, peran model manusia dalam menyampaikan emosi dan individualitas adalah hal yang tak tergantikan. Kemungkinan besar, akan ada koeksistensi harmonis antara model manusia dan inovasi AI.
Industri ini mungkin akan melihat evolusi kolaboratif di mana AI berperan melengkapi kreativitas manusia. Dengan demikian, AI bisa memperluas ruang kreatif di fesyen, sementara model manusia tetap mempertahankan keunikan mereka.
Potensi AI juga masih terbuka luas, AI dapat membuka jalan baru untuk kreativitas dan inovasi dalam mode, yang memungkinkan desainer dan merek bereksperimen dengan konsep dan desain tidak konvensional yang mungkin tidak dapat dicapai melalui cara tradisional.