Jakarta, FORTUNE - Paris Match, majalah mingguan Prancis yang terkenal dengan liputan selebritas dan budaya elit, resmi diakuisisi oleh Bernard Arnault, orang terkaya di Prancis, pada Selasa (1/10). Majalah ini sebelumnya berada di bawah kendali taipan sayap kanan, Vincent Bollore.
Konglomerat mewah LVMH yang dipimpin Arnault, salah satu orang terkaya di dunia, mengambil alih Paris Match dalam kesepakatan senilai €120 juta (US$133 juta) atau kisaran Rp2,03 triliun. Kesepakatan akuisi yang dicapai pada Februari 2024 ini sudah dikonfirmasi LVMH.
Majalah yang terbit sejak 1949 ini memiliki reputasi sebagai salah satu produk andalan di kios-kios berita Prancis, dengan tiras mencapai 440.000 eksemplar per minggu.
Dikenal karena kualitas foto jurnalismenya, Paris Match juga banyak dibaca karena liputannya mengenai kehidupan elit politik dan budaya, serta minat besarnya terhadap keluarga kerajaan Inggris dan monarki Eropa lainnya.
Babak baru Paris Match
Dalam pernyataan resmi, LVMH dan pemilik sebelumnya menekankan bahwa akuisisi ini “menandai awal dari babak baru” bagi Paris Match. Arnault, yang kekayaan keluarganya diperkirakan mencapai US$190 miliar menurut Forbes, mengatakan akuisisi ini akan mempercepat pengembangan Paris Match, khususnya di ranah digital.
"Setia pada sejarahnya tapi menatap masa depan, saya yakin tim Paris Match akan menghidupkan kembali esensi slogan mereka: 'beratnya kata-kata, kejutannya foto-foto," ujar Arnault.
Seorang jurnalis dari Paris Match yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa ada keinginan Arnault untuk mengembalikan Paris Match ke masa kejayaannya, setelah beberapa tahun terakhir yang ditandai dengan banyaknya staf yang keluar. Tim redaksi diundang ke pertemuan setelah akuisisi, dan meski belum ada strategi editorial yang jelas, perubahan ini dirasa membawa kelegaan bagi newsroom.
Sebelumnya, di bawah kendali Bollore, Paris Match sering dikritik karena dianggap terlalu memusatkan perhatian pada keyakinan agama yang dianutnya. Sampul majalah yang menampilkan kardinal ultra-konservatif Robert Sarah pada 2022 menyebabkan kekhawatiran, dan editor politik serta ekonomi majalah itu, Bruno Jeudy, kemudian digantikan oleh mantan pembawa acara CNews, Laurence Ferrari.
Dengan akuisisi ini, diharapkan Paris Match dapat kembali menjadi salah satu majalah mingguan terkemuka di Prancis, sekaligus memperkuat posisinya di pasar media digital.