Bos LVMH Bidik Akuisisi Hotel Bersejarah di Venesia

Upaya memperluas ekspansi di industri mewah.

Bos LVMH Bidik Akuisisi Hotel Bersejarah di Venesia
Bernard Arnault CEO Louis Vuitton/Ed Alcock/eyevine/Redux
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Miliarder Bernard Arnault, pemilik LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE, masuk dalam persaingan akuisisi Hotel Bauer yang bersejarah di Venesia. Hotel ini adalah salah satu aset berharga yang dijual akibat runtuhnya Grup Signa milik Rene Benko. Demikian dilaporkan Fortune.com, dikutip Selasa (2/7).

Hotel Bauer, yang terletak di Kanal Besar Venesia, adalah salah satu permata dalam kekaisaran real estate Benko. Meskipun memiliki lokasi strategis dan sejarah yang panjang sejak tahun 1880, proses penjualan hotel ini terjerat dalam masalah kreditur yang kompleks dari Signa.

King Street Capital Management saat ini menjalankan proses penjualan Hotel Bauer, menurut sumber yang mengetahui masalah ini. Dokumen menunjukkan bahwa dana yang dikelola oleh hedge fund tersebut mengambil alih saham di perusahaan Signa yang memiliki Hotel Bauer pada bulan Mei.

Menurut sumber tersebut, aset bersejarah ini telah dilirik para miliardar dengan tawaran tinggi hingga mencapai lebih dari €275 juta atau setara US$294 juta. Proses penjualan ini sangat kompetitif dan melibatkan berbagai perusahaan properti serta investor lainnya. Hal ini berarti tidak ada jaminan bahwa Arnault akan berhasil memenangkan penawaran ini.

King Street telah menunjuk bank investasi real estat Eastdil Secured untuk menemukan pembeli bagi hotel bintang lima ini. Namun, pertimbangan masih berlangsung dan tidak ada kepastian bahwa mereka akan mencapai kesepakatan. King Street dan perwakilan dari Arnault menolak untuk memberikan komentar.

Signa Prime Selection AG, unit yang memiliki hotel ini, sebelumnya telah setuju untuk menjual tiga properti di Italia, termasuk Hotel Bauer, kepada Grup Schoeller yang dijalankan oleh keluarga industrialis Jerman dengan nama yang sama. Namun, sebuah dana yang dijalankan oleh King Street telah menggunakan haknya untuk mengambil alih aset ini setelah kesepakatan diumumkan.

Tantangan investasi

Tak mudah membeli properti legendaris. Investasi yang dibutuhkan untuk membuka kembali hotel dengan 110 kamar ini menambah tantangan bagi calon pembeli. Hotel ini telah ditutup untuk renovasi besar sejak tahun 2022, dan pekerjaan konstruksi dihentikan tahun lalu setelah dana Signa habis.

Tidak jelas peran apa yang dimainkan oleh Grup Schoeller dalam proses penawaran yang sedang berlangsung. Administrator Signa Prime telah bernegosiasi dengan Schoeller selama berbulan-bulan mengenai klaim terkait pinjaman sebesar €200 juta yang mereka berikan kepada unit tersebut beberapa bulan sebelum mengajukan kebangkrutan. Signa Prime menyatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan penangguhan utang dengan grup tersebut bulan ini.

Seorang perwakilan dari Schoeller menolak untuk segera menanggapi pertanyaan dari Bloomberg. Jika grup LVMH berhasil membeli hotel ini maka akan memperkuat portofolio bisnis mewah mereka. Sebelumnya LVMH memiliki serangkaian hotel dan properti kelas atas di sektor perhotelan mewah, termasuk Hotel Cipriani di Venesia. Namun, hingga saat ini belum jelas apakah penawaran untuk Hotel Bauer akan dilakukan melalui LVMH atau Agache, salah satu perusahaan induk Arnault.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil