LVMH Catat Pendapatan US$88 Miliar di 2024, Lampaui Ekspektasi

Menarik pelanggan kelas menengah untuk mendorong penjualan.

LVMH Catat Pendapatan US$88 Miliar di 2024, Lampaui Ekspektasi
Bernard Arnault CEO Louis Vuitton/Ed Alcock/eyevine/Redux
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - LVMH menutup tahun 2024 dengan pencapaian gemilang setelah melaporkan pendapatan tahunan yang melampaui ekspektasi. Konglomerat barang mewah ini mencatat pendapatan sebesar US$88,27 miliar sepanjang tahun lalu, sedikit lebih tinggi dari prediksi analis di perusahaan keuangan LSEG yang memperkirakan angka US$87,96 miliar.

Hasil ini menjadi kabar baik bagi industri barang mewah yang menghadapi perlambatan global tahun lalu, mengingat LVMH kerap dianggap sebagai indikator utama sektor kelas atas. "Di tahun 2024, di tengah ketidakpastian ekonomi, LVMH menunjukkan ketahanan yang kuat," ujar Ketua dan CEO LVMH, Bernard Arnault, dalam sebuah pernyataan, mengutip Robb Report (3/2).

Laporan keuangan 2024 LVMH menunjukkan pertumbuhan organik sebesar 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan juga melampaui ekspektasi pada kuartal keempat hingga Desember, didorong oleh permintaan yang kuat dari pelanggan di AS, Eropa, dan Jepang.

Strategi menghadapi perlambatan pasar

Namun, perusahaan mencatat kelemahan yang berkelanjutan di Asia, terutama di Cina. Konsumen di negara tersebut mengurangi belanja mereka akibat kondisi pasar properti yang sulit dan lemahnya sektor perbankan. Faktor ini turut berkontribusi pada penurunan penjualan di divisi mode dan barang kulit LVMH untuk pertama kalinya sejak pandemi pada Oktober lalu.

Meski menghadapi tantangan di divisi tersebut serta sektor anggur dan minuman beralkohol, LVMH tetap meraih keberhasilan dalam kategori ritel selektif, yang mencakup merek seperti Sephora.

Salah satu strategi yang diterapkan LVMH, serta merek barang mewah lainnya, adalah menyoroti produk yang lebih terjangkau guna menarik kembali pelanggan kelas menengah. Beberapa produk tersebut termasuk barang dengan harga di bawah US$500, seperti tempat kartu Louis Vuitton seharga US$360.

"Kemampuan untuk bertahan dalam situasi yang sangat bergejolak—yang telah berulang kali dibuktikan dalam sejarah grup kami—adalah bukti lain dari kekuatan dan relevansi strategi kami," kata Bernard Arnault.

Keberhasilan strategi ini, bersama dengan langkah-langkah lainnya, masih harus dilihat pada tahun 2025. Namun, pencapaian 2024 memberikan optimisme bagi industri barang mewah dalam menghadapi tantangan global.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

4 Petinggi Erajaya (ERAA) Kompak Mundur, Sahamnya Memerah!
Dampak LPG 3 Kg Tak Lagi Dijual di Warung, Bisa Inflasi?
BBRI akan Buyback Saham Rp3 Triliun, Kapan Jadwalnya?
4 Rekomendasi Saham Pilihan Analis Awal Februari 2025
Pengertian Pembiayaan Syariah, Jenis, dan Model Bisnisnya
Cara Beli Gas LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi Pertamina