Penjualan Mobil Mewah di AS Turun 46%, Ini Penyebabnya

Mobil lebih murah mulai dilirik.

Penjualan Mobil Mewah di AS Turun 46%, Ini Penyebabnya
Ferrari SP-8/Dok. Ferrari
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Penjualan Mobil Mewah mengalami penurunan tajam di tengah pergeseran preferensi konsumen yang kini lebih memilih kendaraan yang lebih terjangkau. Berdasarkan laporan terbaru CarGurus, perusahaan riset otomotif yang berbasis di Boston, penjualan mobil dengan harga di atas US$100.000 turun 46 persen sepanjang tahun ini.

Dalam sembilan bulan terakhir, penjualan kendaraan di atas US$100.000 mengalami penurunan hampir 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan mobil di kisaran harga lebih murah, seperti US$80.000 hingga US$90.000 dan US$90.000 hingga US$100.000, hanya naik sedikit, masing-masing 1,3 persen dan 4,2 persen.  Di sisi lain, penjualan kendaraan di kisaran US$20.000 hingga US$30.000 melonjak hampir 44 persen. Semua kisaran harga kendaraan di bawah US$60.000.

Di pasar mobil bekas, penjualan kendaraan seharga US$15.000 hingga US$20.000 naik 62,6 persen dibandingkan tahun lalu, sedangkan penjualan mobil bekas di atas US$30.000 mengalami penurunan tajam dalam sembilan bulan terakhir.

Penurunan terbesar terjadi pada kendaraan dengan harga US$40.000 hingga US$50.000, yang turun hingga 30,5 persen. Sebaliknya, penjualan mobil bekas dengan harga di atas US$100.000 hanya turun 1,4 persen.

"Menjelang akhir 2024, jelas bahwa konsumen berbicara melalui dompet mereka," kata Kevin Roberts, direktur intelijen ekonomi dan pasar di CarGurus, melansir Quartz (10/10).

Persepsi dan prioritas konsumen telah berubah

Kevin Roberts mengatakan, “Setelah bertahun-tahun pengeluaran besar pasca pandemi, konsumen kini lebih bijak di tengah ketidakpastian ekonomi, suku bunga tinggi, dan harga kendaraan yang tetap mahal."

Meski ekonomi AS relatif kuat, persepsi dan prioritas konsumen telah berubah. CarGurus mencatat bahwa dampak penurunan suku bunga oleh Federal Reserve belum banyak meringankan beban konsumen, karena harga kendaraan tetap tinggi.

Pada Agustus, rata-rata harga kendaraan mencapai US$47.870, menurut Kelly Blue Book. Sementara segmen kendaraan yang lebih murah mengalami pertumbuhan penjualan terbesar, penjualan mobil baru di kisaran US$30.000 hingga US$50.000 juga naik masing-masing 33 persen dan 20 persen.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah sulitnya menemukan kendaraan murah. Namun, beberapa model dengan harga di bawah US$20.000, seperti Mitsubishi Mirage dan Nissan Versa, mengalami peningkatan penjualan signifikan pada 2024, menurut laporan Motor1.

Keterjangkauan kendaraan di AS saat ini sangat terbatas. Menurut analis Morgan Stanley, Adam Jonas, rata-rata pembayaran kendaraan bulanan telah mencapai US$700. MarketWatch menyarankan agar pembayaran kendaraan tidak melebihi US$675 per bulan, kecuali penghasilan bulanan setelah pajak mencapai US$6.000.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024