Penjualan Turun, LVMH Ganti CEO Moët Hennessy

Pendapatan divisi Wine & Spirits LVMH turun 11 persen.

Penjualan Turun, LVMH Ganti CEO Moët Hennessy
Dok. hennessy.com
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Raksasa barang mewah, Moët Hennessy Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH) mengumumkan penunjukan CEO baru untuk divisi Wine & Spirits mereka. Menurut laporan dari publikasi investigatif Prancis, La Lettre, produsen Dom Pérignon ini telah memilih Laurent Boillot untuk memimpin Moët Hennessy.

Boillot, yang menjabat sebagai CEO merek Cognac Hennessy sejak 2019, akan menggantikan Philippe Schaus, yang telah memimpin divisi tersebut selama tujuh tahun. Bloomberg melaporkan bahwa LVMH akan segera mengumumkan pengunduran diri Schaus secara resmi.

Di sisi lain, LVMH merilis data keuangan untuk sembilan bulan pertama tahun ini. Divisi Wine & Spirits grup ini mengalami penurunan pendapatan sebesar 11 persen menjadi €4,69 miliar, turun 8 persen secara organik. Pendapatan dari unit Cognac dan Spirits secara keseluruhan turun 12 persen menjadi €2,1 miliar, atau setara dengan penurunan organik sebesar 11 persen.

Direktur Komunikasi Keuangan LVMH, Rodolphe Ozun, menyatakan bahwa pasar Cognac di Cina masih menantang. "Peritel cenderung mengambil sikap hati-hati akibat lemahnya permintaan terkait lingkungan makroekonomi saat ini," ujarnya.

Sebagai perbandingan, Hennessy mencatat pertumbuhan pada kuartal ketiga di AS, kata Ozun. Pertumbuhan didukung oleh restocking VS dan penyesuaian bertahap antara penjualan masuk dan keluar setelah destocking besar-besaran di awal tahun.

Penjualan sampanye LVMH belum cerah

Penjualan sampanye LVMH juga mengalami penurunan di tahun 2023 seiring “normalisasi permintaan pasca-Covid,” meskipun masih “jauh lebih tinggi daripada pada 2019.”

Dalam diskusi dengan analis, LVMH menanggapi pertanyaan mengenai potensi dampak dari "tindakan anti-dumping sementara" yang diberlakukan Cina terhadap impor brandy dari Uni Eropa. Mulai 11 Oktober 2024 ada aturan bahwa bisnis yang mengimpor brandy ke Cina diwajibkan menyetor jaminan ke bea cukai setempat.

Wakil Direktur Keuangan LVMH, Cécile Cabanis, mengatakan bahwa tarif tersebut merupakan berita kurang baik, terutama di pasar yang permintaannya sedang melemah. Ia menambahkan, “Mengenai dampak terhadap bisnis kami, kami memiliki stok lebih banyak dibanding biasanya, sehingga tidak akan merasakan dampak konkret dalam beberapa bulan ke depan.”

Namun, untuk dampak jangka panjang di pasar tersebut, Cabanis mengaku belum yakin sepenuhnya. Dampaknya akan bergantung pada berbagai keputusan, seperti apakah konsumen akan beralih ke duty-free, khususnya untuk XO, atau apakah LVMH akan menaikkan harga.

“Kami sedang mempelajari situasi ini dan akan memberikan informasi lebih rinci pada kuartal berikutnya," kata Cabanis.

Related Topics

LVMH

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers