LUXURY

Jejak Sejarah Jenama Mewah Dalam Rumah Keluarga Louis Vuitton

Rumah Louis Vuitton di Asnières megawali perjalanan.

Jejak Sejarah Jenama Mewah Dalam Rumah Keluarga Louis VuittonRumah dan studio keluarga Louis Vuitton di Asnières, barat laut Paris/Dok. Tommaso Sartori via prestige
17 November 2022

Jakarta, FORTUNE-  Kisah-kisah luar biasa dari rumah dan studio keluarga Louis Vuitton di Asnières, barat laut Paris, menjadikannya karya warisan maison yang hidup dan bernafas. Jantung bersejarah ini menjadi rumah keluarga, tempat lahirnya keahlian, museum, dan arsip.

Perjalanan rumah dan studio legendaris ini diceritakan Benoit-Louis Vuitton, keturunan generasi keenam dari keluarga Vuitton. Melansir Prestige, Benoit-Louis Vuitton mengadakan kunjungan virtual khusus untuk merayakan kehidupan dan warisan sang pendiri, yang lahir pada 4 Agustus 1821.

Memulai tur virtual di ruang makan rumah keluarga Vuitton yang dibangun oleh pada tahun 1878. Kemudian dipugar dengan penambahan yang lebih rumit pada tahun 1900 oleh putra Louis, George-Louis. Rumah ini mengabadikan perjalan Louis Vuitton yang potret masa mudanya dilukis dalam kanvas karya Yan Pei-Ming pada 2015– terinspirasi dari potret Louis Vuitton karya Reutlinger yang dilukis sekitar tahun 1892.

“Louis berasal dari pedesaan, jadi bagian pertama dari rumah yang dibangunnya mencerminkan sifatnya yang sangat sederhana, bersahaja, fokus pada pekerjaannya,” kata Benoit-Louis.

Di ruang makan, ada pajangan kecil dari koper yang digunakan untuk baju pengantin - linen, barang-barang rumah tangga, dan barang-barang lainnya yang dikumpulkan oleh pengantin wanita untuk pernikahannya - yang dikumpulkan oleh Gaston, cucu Louis Vuitton. Semuanya dihiasi dengan motif seperti burung lovebird yang melambangkan cinta dan kekayaan kehidupan keluarga. 

“Gaston adalah kolektor gila segalanya dan apa saja. Berkat dia, kami mulai mengumpulkan arsip, dengan ratusan ribu dokumen dan objek,  dan tidak hanya dari Louis Vuitton,” ujarnya.

Dia menambahkan, Putra Louis, George-Louis, adalah orang Paris sejati, dan juga yang pertama dalam keluarga yang dididik di sekolah, belajar berbicara bahasa Inggris, dan juga bepergian ke Inggris di mana dia mendirikan toko pertama di luar Prancis. 

“Dia memperbesar rumahnya, dan bagian kedua ini jauh lebih 'kaya',” katanya.

Memang, ruang tamu, tambahan oleh George-Louis, bergaya Art Nouveau, dengan cetakan langit-langit, jendela kaca patri, perapian keramik hijau dekoratif dengan motif bunga, patung perunggu Louis Vuitton, dan bagasi kanvas bergaris – salah satu koper Louis Vuitton sebelumnya – digunakan sebagai meja kopi. 

Di lingkungan yang 'kaya' ini, dianggap modern dan inovatif pada masanya, pemasok disambut – untuk menunjukkan betapa sukses dan kreatifnya bisnis tersebut.

Rumah dan studio

source_name

Benoit-Louis menjelaskan bahwa rumah keluarga dibangun beberapa tahun setelah studio Asnières, yang dibangun empat atau lima tahun setelah Louis Vuitton mendirikan maison di Paris pada tahun 1854. Alasannya, ia membutuhkan ruang yang lebih besar untuk membuat koper tradisionalnya.

Pendiri Louis Vuitton menemukan bahwa bisnisnya yang berkembang pesat membutuhkan perhubungan baru. Dia memilih untuk membuka bengkelnya di Asnières, pada saat itu sebuah desa di barat laut Paris. Seperti semua keputusan lain dalam hidup Louis Vuitton, ini adalah langkah yang cerdas, sadar, dan berani. 

Asnières berada di tepi Sungai Seine, memungkinkan pengiriman bahan mentah dengan mudah termasuk kayu poplar yang dibutuhkan untuk batang pohon Vuitton yang sudah terkenal. Sarana transportasi yang lebih modern juga tersedia: salah satu jalur kereta api pertama di Prancis melewati Asnières, menuju ke Gare Saint-Lazare, dekat toko pertama pembuat bagasi Paris.

Bergaya futuristik

Ilustrasi merek Louis Vuitton. (Pixabay/Andreas Lischka)

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.