Saham Kering Anjlok 10% di Tengah Perlambatan Industri Mewah
Upaya pemulihan Gucci dengan menunjuk desainer baru.
Jakarta, FORTUNE - Kering SA, induk merek mewah Gucci tengah mengalami guncangan besar di pasar Saham Paris setelah harga sahamnya anjlok hingga 10 persen. Penurunan ini terjadi di tengah perlambatan industri barang mewah yang semakin terasa.
Saham Kering SA merosot setelah perusahaan yang berbasis di Paris tersebut memperingatkan bahwa laba mereka akan mengalami penurunan drastis pada paruh kedua tahun ini. Hal ini disebabkan oleh melemahnya permintaan barang mewah dan tersendatnya upaya pemulihan merek utama mereka, Gucci.
Melansir Fortune.com pada Jumat (26/7), Kering mengungkapkan pendapatan operasional diprediksi turun sekitar 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laporan yang dirilis pada Rabu (24/7) itu, menunjukkan bahwa pendapatan Gucci merosot 19 persen pada kuartal kedua, jauh melampaui penurunan yang diperkirakan oleh para analis.
Pada awal perdagangan pada Kamis (25/7) di Paris, saham Kering turun hingga 10 persen. Penurunan ini menambah deretan penurunan saham yang telah kehilangan hampir setengah nilainya dalam 12 bulan terakhir. Kapitalisasi pasar perusahaan kini berada pada angka €34 miliar ($37 miliar), hanya sekitar sepersepuluh dari ukuran rival utamanya, LVMH.
Upaya pemulihan Gucci
Perlambatan ini menghantam Kering saat perusahaan tersebut berusaha menghidupkan kembali Gucci, label Italia yang menyumbang sekitar dua pertiga dari keuntungannya. Bahkan sebelum gelembung barang mewah era pandemi mulai mengempis tahun lalu, Kering sudah tertinggal dari LVMH dan Hermes International. Gucci juga mengeluarkan peringatan keuntungan pada bulan April lalu karena lemahnya permintaan, terutama di pasar Cina.
Upaya pemulihan Gucci terlihat dengan penunjukan desainer baru, Sabato de Sarno, pada tahun lalu. Desainnya kini mulai didistribusikan di seluruh jaringan toko Gucci. Label ini mendapatkan sambutan positif untuk kreasi baru mereka, yang saat ini menyumbang sekitar seperempat dari total pendapatan, kata Chief Financial Officer, Armelle Poulou. Akan tetapi, Gucci menghadapi permintaan yang lebih rendah untuk beberapa produk kulit permanennya, seperti tas Marmont dan Ophidia.
Kering, yang dikendalikan oleh keluarga Pinault dan dipimpin oleh pewaris keluarga, François-Henri Pinault, juga memiliki label seperti Balenciaga dan Yves Saint Laurent. Namun, perusahaan ini tetap sangat bergantung pada Gucci. Bottega Veneta adalah satu-satunya merek besar di bawah Kering yang mencatat pertumbuhan pada kuartal kedua. Pendapatan operasional berulang Kering turun 42 persen menjadi €1,58 miliar (US$1,7 miliar) pada paruh pertama tahun ini.
Grup Kering tak sendiri, grup barang mewah lainnya juga sedang berjuang di tengah melemahnya permintaan untuk tas dan pakaian mahal, bahkan merek-merek yang sebelumnya tangguh pun merasakan dampaknya. Divisi terbesar LVMH, yang mencakup Louis Vuitton dan Christian Dior.
“Ada banyak ketidakpastian saat ini di sektor barang mewah,” kata Poulou.
“Kami memperhatikan di semua wilayah adanya kepercayaan konsumen yang rapuh, dan kami tahu ini bisa mempengaruhi permintaan untuk produk mewah," katanya, menambahkan.