Jakarta, FORTUNE - Sotheby’s, salah satu balai Lelang terbesar di dunia, kabarnya akan memberhentikan puluhan karyawan yang bekerja di Inggris, menurut laporan yang diterbitkan oleh Art Newspaper pada Kamis (30/5).
Balai lelang tersebut dilaporkan akan melakukan phk terhadapp sekitar 50 karyawan yang berbasis di London. Menurut Art Newspaper, pemutusan hubungan kerja serupa mungkin akan terjadi di New York dan di lokasi Sotheby’s lainnya di Eropa.
Terkait kabar ini, perwakilan Sotheby’s menolak mengomentari secara spesifik tapi hal ini dikaitkan dengan restrukturisasi termasuk jumlah atau motivasi di baliknya. Juru bicara rumah lelang tersebut membantah rumor bahwa mereka bermaksud menjual kantor pusatnya di London, dengan mengatakan "tidak ada rencana untuk menjual gedung tersebut atau meninggalkan New Bond Street".
“London adalah dan akan terus menjadi pusat penjualan, pameran, dan bakat kami yang terbesar dan terpenting di Eropa dan lokasi penjualan terbesar kedua kami di dunia,” kata juru bicara tersebut.
Laporan ini muncul setelah dua minggu lelang yang lambat tapi tidak terlalu berdampak buruk di Sotheby’s pada Maret di London dan pada Mei di New York. Meskipun lelang seni kontemporer dan modern yang terkenal tersebut tidak mencapai kesuksesan besar, pimpinan balai lelang menyatakan bahwa mereka puas dengan hasilnya.
Dampak phk sebelumnya
Tahun lalu, Sotheby’s memberhentikan setidaknya 10 karyawan senior, sebuah pemutusan hubungan kerja yang juga bertepatan dengan keluarnya setidaknya empat orang yang terlibat dalam penjualan terkait NFT.
Sejak tahun 2019, Sotheby’s dimiliki secara pribadi oleh Patrick Drahi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada rumor tentang kemungkinan perubahan keuangan di balai lelang tersebut, termasuk rencana potensial untuk membawa Sotheby’s kembali menjadi perusahaan publik.
Menurut pengajuan terbaru di Companies House, yang dibuat pada 19 Juli 2023, laba Sotheby's di Inggris turun 24 persen dari tahun 2021 ke 2022, turun dari £34,5 juta menjadi £26,2 juta. Laporan tersebut menyebutkan Brexit dan ketidakstabilan global sebagai faktor yang berdampak negatif pada pasar seni. Juru bicara Sotheby's pada saat itu mengatakan data yang diberikan di Companies House “tidak lengkap” dan “didasarkan pada entitas mandiri yang tidak mewakili pandangan keuangan seluruh perusahaan global kami atau bahkan bisnis kami di Inggris secara agregat”.
Berita tentang Sotheby's memasuki masa konsultasi muncul setelah rumah lelang mengumumkan bulan lalu bahwa lembaga pemberi pinjamannya, Sotheby's Financial Services (SFS), akan mengumpulkan US$700 juta melalui penawaran sekuritas utang yang didukung seni, yang secara resmi dikenal sebagai Sotheby’s ArtFi Master Trust, Series 2024-1 Asset-Backed Notes.