YSL Beauty Ajak Masyarakat Lawan Kekerasan Lewat “Abuse is Not Love”
Kenali 9 tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan.
Jakarta, FORTUNE - Yves Saint Laurent (YSL) Beauty Indonesia meluncurkan Abuse is Not Love, sebuah global program yang bertujuan untuk melawan kekerasan dalam hubungan dengan pasangan.
Program Abuse Is Not Love akan memberikan pelatihan dengan memperkenalkan 9 tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan untuk membantu publik memahami hubungan yang sehat; serta mendukung program konseling bagi yang membutuhkan melalui kemitraan dengan Yayasan Pulih.
General Manager L’Oréal Luxe Division Indonesia, Maria Adina, mengatakan satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan dalam hubungan dengan pasangan selama hidupnya. Kekerasan dalam hubungan dengan pasangan merupakan salah satu masalah sosial utama yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti kekerasan fisik, seksual, emosional, finansial, hingga pengendalian perilaku oleh pasangan. Hal ini dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki, dengan prevalensi terbesar terjadi pada generasi muda berusia 16 hingga 24 tahun.
Merujuk data Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan 2023 kekerasan dalam hubungan dengan pasangan mendominasi pengaduan ke Komnas Perempuan di kategori ranah personal; 713 kasus kekerasan yang dilakukan oleh mantan pacar; 622 kasus kekerasan terhadap istri; dan 422 kasus kekerasan dalam pacaran.
“YSL Beauty percaya bahwa perempuan harus memiliki kebebasan untuk menjadi siapa pun yang mereka inginkan dan memiliki kebebasan berpikir secara independen, bahagia, aman dan bebas dari berbagai bentuk kekerasan. Program Abuse Is Not Love dijalankan secara global sejak tahun 2020 dengan komitmen memberikan edukasi tentang kekerasan dalam hubungan dengan pasangan kepada 2 juta orang di dunia hingga tahun 2030,” katanya dalam peluncuran program, Selasa (27/6).
Brand General Manager YSL Beauty Indonesia, Erlangga Satrio Menjelaskan, “YSL Beauty memiliki kesempatan untuk memberikan dukungan yang terbentuk melalui kemitraan dengan menyediakan pelatihan dan konseling," katanya.
Dalam kampanye ini YSL Beauty juga menggandeng tiga publik figur, yakni Isyana Sarasvati, Jihane Almira, dan Shenina Cinnamon.
Mengenali tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan
Fenomena kekerasan hubungan dengan pasangan terus terjadi, salah satu faktornya karena adanya mispersepsi dalam masyarakat tentang hubungan dengan pasangan yang sehat dan sering kali kekerasan dinormalisasi sebagai bentuk ekspresi cinta.
Berdasarkan studi, kekerasan dalam hubungan dengan pasangan sering kali berawal dari perilaku yang menjadi tanda-tanda kekerasan.
Dengan mengikuti pelatihan ini, publik dapat memahami memahami arti L.O.V.E; Learn the signs of abusive behavior, Offer support to those experiencing abuse, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan; Vigilantly take action to end abuse, memahami bagaimana mengambil bagian untuk mengakhiri kekerasan dalam hubungan; dan Expect better from relationship, mendorong dan menginspirasi pasangan agar mewujudkan hubungan yang sehat.
Salah satu materi yang disampaikan dalam pelatihan adalah sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan, sebagai berikut.
1. (Ignoring) Mengabaikan, keberadaan pasangannya saat sedang marah
2. (Blackmailing) Mengancam, jika pasangan menolak melakukan sesuatu
3. (Humiliation) Meremehkan, sehingga menjatuhkan harga diri
4. (Manipulation) Memanipulasi, sehingga membuat kita melakukan atau mengatakan sesuatu
5. (Jealousy) Mencemburui, atas segala hal yang kita lakukan
6. (Control) Mengontrol, ke mana kita harus pergi atau bagaimana penampilan kita
7. (Intrusion) Mengintrusi, seperti melacak keberadaan kita tanpa persetujuan
8. (Isolation) Mengisolasi, atau memisahkan kita dari teman dan keluarga
9. (Intimidation) Mengintimidasi, seperti menanamkan rasa takut
Executive Director Yayasan Pulih, Yosephine Dian Indraswari mengatakan, program Abuse is Not Love memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan misi Yayasan Pulih dalam mengadvokasi sikap anti kekerasan yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun.
"Melalui kerja sama ini, kami ingin menjangkau lebih banyak orang agar dampaknya dapat dirasakan secara luas. Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat menyadari pentingnya isu ini dan berani untuk angkat bicara,” ujarnya.