Apindo Nilai Pasar Modal Jadi Indikator Kemajuan Ekonomi Negara

Selama 2023, pasar modal Indonesia tumbuh dengan baik.

Apindo Nilai Pasar Modal Jadi Indikator Kemajuan Ekonomi Negara
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai bahwa Pasar Modal berperan penting menjadi Indikator kemajuan perekonomian Indonesia.

Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, mengatakan APINDO mendukung pertumbuhan pasar modal sebagai instrumen untuk mendapatkan pendanaan lokal dan asing bagi beragam usaha. “Penguatan pasar modal dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan dana pembangunan yang semakin kompleks dan melibatkan berbagai pihak,” ujarnya dalam acara Dialog Arah Kebijakan Investasi dan Pasar Modal 2024 – 2029, Senin (8/1).

Sepanjang 2023, pasar modal Indonesia tumbuh cukup positif. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup 28 Desember 2023 pada level 7.303,89 atau meningkat 6,62 persen dari penutupan perdagangan 2022. Sedangkan, rerata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat pada posisi Rp10,75 triliun, dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham, serta frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali.

“Pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia tumbuh sangat pesat yang ditunjukkan dengan jumlah single investor identification (SID) di tahun 2023–data Otoritas Jasa Keuangan (OJK)–yang tercatat mencapai 12,16 juta atau meningkat hampir 5 kali lipat dalam 4 tahun,” kata Shinta.

Dengan pencapaian ini, menurut Shinta, pasar modal bisa jadi katalisator bagi berbagai usaha untuk menerapkan lebih jauh tentang tata kelola yang lebih baik. Hal itu juga akan mendorong terciptanya peningkatan transparansi, akuntabilitas, serta keberlangsungan operasional bisnis.

Tantangan

Shinta Widjaja Kamdani

Meski begitu, ketidakpastian di tahun politik yang jadi salah satu tantangan terbesar di tahun 2024. Tahun politik meningkatkan kecenderungan wait and see bagi para pelaku usaha, investor dan perusahaan, karena mereka membutuhkan jaminan kepastian hukum dan arah kebijakan ekonomi bagi setiap keputusan strategis yang akan diambil.

Ia berharap, siapapun yang terpilih nantinya untuk memerintah Indonesia di masa depan, bisa melanjutkan dan menyempurnakan berbagai kebijakan ekonomi yang sudah baik, termasuk yang berkenaan dengan pasar modal.

“Ini adalah pekerjaan rumah bagi kita, bagaimana sama-sama bisa merumuskan peningkatan penciptaan likuiditas, akselerasi, nilai tambah bagi investor dan memberikan penilaian pasar yang transparan terhadap kinerja usaha,” kata Shinta.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya