Pengertian Capex dan Opex mungkin familier bagi pemilik usaha. Dalam dunia bisnis, kedua istilah tersebut umum digunakan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
Kedua istilah tersebut merujuk pada pengeluaran perusahaan yang harus dilakukan perusahaan. Meskipun begitu, capex dan opex memiliki perbedaan yang signifikan.
Dengan memahami perbedaan antara capex dan opex, pemilik bisnis bisa merancang pengelolaan keuangan yang efektif bagi manajer keuangan.
Ingin tahu informasi lainnya mengenai dua istilah dalam keuangan tersebut? Berikut pengertian capex dan opex serta perbedaan yang penting diketahui pemilik bisnis.
Pengertian capex
Ada berbagai macam biaya dan pengeluaran yang harus dibayarkan perusahaan untuk terus menjalankan bisnisnya. Salah satu jenis pengeluaran yang umum adalah capex.
Dilansir Investopedia, capex atau capital expenditure adalah pengeluaran atau pembelian atas barang atau jasa penting yang akan dipakai untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.
Dengan kata lain, capex dapat dipahami sebagai belanja modal. Pengeluaran tersebut biasanya dipakai untuk aset tetap sebagai investasi jangka panjang dalam aset fisik atau infrastruktur.
Pembelian atas aset tersebut menjadi bagian penting dalam investasi yang membantu meningkatkan kapasitas operasional perusahaan.
Ada berbagai tujuan perusahaan merancang anggaran untuk capex, mulai dari mengembangan bisnis dengan menambah sektor baru, mengganti barang lama, hingga memperluas masa manfaat aset tetap.
Pengertian opex
Selain capex, terdapat biaya pengeluaran opex yang juga dibayarkan perusahaan. Opex atau operating expenditure adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasi harian.
Artinya, opex bisa diartikan sebagai biaya operasional atau pengeluaran operasional. Umumnya, pengeluaran ini bersifat rutin karena digunakan untuk mendanai kegiatan sehari-hari.
Biaya tersebut termasuk pengeluaran yang wajar dan lazim dibayarkan perusahaan agar kegiatan bisnis berjalan dengan lancar.
Dengan menyusun anggaran pengeluaran ini, pemilik bisnis dapat menjalankan usaha lebih efektif dan produktif.
Perbedaan capex dan opex
Selain pengertian capex dan opex, perbedaan keduanya bisa dilihat dari berbagai faktor pembedanya. Dengan mengetahui perbedaan capex dan opex, pemilik usaha bisa menyusun anggaran pengeluaran lebih baik.
Berikut beberapa perbedaan capex dan opex yang penting untuk diketahui setiap pemilik bisnis.
1. Tujuan pengeluaran
Dilihat dari tujuan pengeluaran yang harus dibayarkan perusahaan, capex biasanya dipakai untuk investasi jangka panjang. Tujuannya untuk memberikan manfaat bertahun-tahun.
Semenetara itu, opex dibayarkan perusahan untuk mendanai operasi harian dengan tujuan memastikan perusahaan bisa berjalan lancar tanpa penundaan.
2. Frekuensi pembayaran
Dari frekuensi pembayaran yang dilakukan perusahaan, capex dan opex memiliki jangka waktu berbeda. Capex umumnya dilakukan sesekali atau beberapa kali dalam setahun untuk mendanai proyek atau investasi besar.
Hal tersebut berbeda dengan opex yang sifatnya rutin dan berkelanjutkan. Biaya operasional biasanya dibayarkan setiap bulan sehingga frekuensinya lebih sering daripada biaya modal perusahaan.
3. Contoh biaya pengeluaran
Perbedaan capex dan opex juga terletak pada contoh biaya yang termasuk ke dalamnya. Karena termasuk biaya pengeluaran yang berbeda, contoh biayanya juga berbeda.
Capex biasanya dikeluarkan untuk biaya yang memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan. Contoh aset jangka panjang tersebut, seperti bangunan, peralatan, kendaraan, hingga hak paten atas teknologi atau inovasi.
Di sisi lain, opex meliputi biaya operasional yang mendukung bisnis bisa berjalan sehari-hari. Biaya operasional tersebut biasanya mencakup biaya sewa, gaji karyawan, biaya pemasaran, hingga biaya utilitas.
4. Pelaporan keuangan
Termasuk jenis pengeluaran yang berbeda, pelaporan keuangan yang dibuat dalam laporan keuangan juga berbeda.
Capex biasanya tercantum pada neraca keuangan di bawah bagian PP&E. Selain itu, rincian biayanya terdapat di bagian aktivitas investasi dalam laporan arus kas.
Berbeda dengan opex yang tercatat pada laporan laba rugi perusahaan. Artinya, biaya operasional akan memengaruhi profitabilitas dalam periode keuangan yang sama.
5. Dampak keuangan
Perbedaan capex dan opex berikutnya adalah dampak keuangannya.
Dari dampaknya, capex memengaruhi neraca karena dicatat sebagai aset dan didepresiasi selama masa manfaat aset tersebut. Artinya, capex memberikan dampak jangka panjang bagi perusahaan.
Di sisi lain, opex tercermin dalam laporan laba rugi pada tahun berjalan yang memengaruhi laba bersih perusahaan. Dengan kata lain, opex memberikan dampak jangka pendek.
6. Proses persetujuan
Mengingat capex memiliki pengaruh jangka panjang, capex seringkali membutuhkan proses persetujuan yang lebih panjang dan kompleks. Hal tersebut disebabkan dana yang dilibatkan lebih besar dengan risiko jangka panjang.
Sementara itu, opex biasanya lebih mudah disetujui karena termasuk bagian dari biaya operasi harian yang sudah dianggarkan secara rutin. Dengan begitu, pengambilan keputusannya tidak kompleks seperti capex.
Demikian pengertian capex dan opex yang termasuk biaya pengeluaran dalam bisnis. Meskipun keduanya adalah jenis pengeluaran, capex dan opex memiliki perbedaan yang signifikan.
Semoga bermanfaat!