Jakarta, FORTUNE - Perusahaan konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat penurunan kinerja keuangan pada semester I 2024. Laba bersih perseroan turun 9 persen sejalan dengan melemahnya kinerja divisi Pertambangan dan alat berat serta Otomotif.
Hingga semester I 2024, Grup Astra membukukan pendapatan bersih sebesar Rp160 triliun, turun tipis dibandingkan dengan semester pertama 2023 sebesar Rp162 triliun. Sejalan dengan turunnya pendapatan, laba bersih Grup Astra juga terkontraksi. Bila tanpa menyertakan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, laba bersih Grup Astra mencapai Rp16,7 triliun atau turun 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan, jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka laba bersih Grup menurun 9 persen menjadi Rp15,9 triliun. Bersamaan dengan ini, laba bersih per saham Astra turun 9 persen menjadi Rp392 per saham dari yang sebelumnya Rp431 per saham.
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro mengatakan kinerja Grup pada semester pertama tahun 2024 turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan akibat harga batu bara yang lebih rendah.
"Terlepas dari tantangan-tantangan ini, dengan bisnis yang terdiversifikasi, Grup memperkirakan kinerja untuk sisa tahun ini akan tetap resilien. Grup tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan kemampuan kami untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis Astra," katanya dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (31/7).
Laba divisi otomotif tertekan
Laba bersih Grup Astra ditopang oleh sejumlah divisi utama. Bisnis otomotif yang menyumbang 34,9 persen laba bersih grup membukukan laba bersih Rp5,53 triliun pada semester I 2024, angka ini turun 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,69 triliun.
"Laba bersih divisi otomotif Grup menurun 3 persen mencerminkan volume penjualan yang lebih rendah di tengah pasar otomotif yang melemah," kata Djoni.
Mengutip data Gaikindo, penjualan mobil secara nasional menurun 19 persen menjadi 408.000 unit pada semester pertama 2024.
Sejaaln dengan itu, penjualan mobil Astra menurun 17 persen menjadi 232.000 unit, sehingga pangsa pasar meningkat dari 55 menjadi 57 persen. Sepanjang semester I ini, perseroan telah meluncurkan empat model baru dan lima model revamped.
Selain roda empat, penjualan sepeda motor secara nasional sedikit menurun menjadi 3,2 juta unit pada semester pertama 2024. Penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor sebesar 2,4 juta unit, menurun 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, pangsa pasar perseroan menurun dari 80 persen menjadi 77 persen.
Sementara itu, bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80 persen, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 26 persen menjadi Rp1,0 triliun pada semester pertama tahun 2024, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari ekspor yang mengimbangi penurunan penjualan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer) domestik.
Adapun, bisnis mobil bekas Grup, OLXmobbi, mencatat penjualan 12.000 unit mobil bekas melalui platformnya, meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu.
Perseroan mencatat kenaikan laba bersih divisi jasa keuangan sebesar 8 persen menjadi Rp4,1 triliun pada semester pertama tahun 2024 dibandingkan dengan semester pertama 2023, yang disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan.
Bisnis pertambangan dan perkebunan
Selain otomotif, laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup Astra juga menurun 15 persen menjadi Rp5,8 triliun, terutama disebabkan penurunan kontribusi dari bisnis pertambangan dan alat berat, seiring dengan penurunan harga batu bara.
PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5 persen sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 15 persen menjadi Rp9,5 triliun. Penjualan alat berat Komatsu melemah 32 persen menjadi 2.100 unit dan pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga menurun.
Perusahaan kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), memberikan jasa penambangan kepada pemilik tambang, dengan membantu mereka dalam produksi batu bara dan pengupasan lapisan tanah.
Pada semester pertama 2024, PAMA mencatatkan pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 590 juta bcm, meningkat 13 persen dari periode yang sama tahun lalu dan produksi batu bara sebesar 70 juta ton untuk klien mereka, naik 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Anak perusahaan UT di bidang pertambangan batu bara melaporkan peningkatan penjualan batubara sebesar 17 persen menjadi 7,5 juta ton, termasuk 1,6 juta ton batubara metalurgi. PT Agincourt Resources, anak perusahaan perseroan juga melaporkan peningkatan pada penjualan emas menjadi 110.000 ons dan diuntungkan oleh kenaikan harga jual emas.
Pada lini bisnis perkebunan, anak usaha ASII di divisi agribisnis Grup mencatat peningkatan laba bersih 36 persen menjadi Rp399 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit (CPO) serta peningkatan volume penjualan CPO dan produk turunannya.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 36 persen menjadi Rp501 miliar. Volume penjualan CPO dan produk turunannya meningkat 4 persen menjadi 781.000 ton. Adapun, harga CPO meningkat sebesar 8% menjadi Rp12.248/kg.
Kinerja divisi lain
Di tengah penurunan laba divisi otomotif dan petabangan dan alat berat, divisi bisnis Astra lainnya mencatat pertumbuhan laba. Laba divisi infrastruktur dan logistik Grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 24 persen menjadi Rp620 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja bisnis logistik dan jalan tol.
Diketahui, Grup Astra mencatatkan peningkatan pendapatan harian jalan tol sebesar 5 persen dari 396km ruas jalan tol yang telah beroperasi di sepanjang jaringan tol Trans-Jawa dan tol Lingkar Luar Jakarta.
Divisi teknologi informasi Grup, yang beroperasi lewat PT Astra Graphia Tbk juga mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 24 persen menjadi Rp63 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha.
Sementara divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 38 persen menjadi Rp94 miliar, terutama disebabkan kenaikan tingkat hunian di Menara Astra dan pendapatan yang lebih tinggi dari Asya Residences, yang mengimbangi serah terima unit residensial yang lebih rendah di Arumaya Residences.