Jakarta, FORTUNE - Emiten Ritel, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencatat penurunan kinerja keuangan sepanjang semester I 2024. Penurunan ini sebagian disebabkan dampak periode Lebaran yang menantang dan rendahnya belanja konsumen yang masih terus berlanjut, khususnya pada produk pakaian dan alas kaki.
Dikutip dari laporan keuangan perusahaan, Matahari mencatat penjualan enam bulan pertama 2024 sebesar Rp 7,23 triliun. Angka ini turun 2,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2023, setara dengan pertumbuhan rata-rata tiap gerai (SSSG) sebesar -2,8 persen.
Perseroan mencatat margin kotor 34,9 persen, turun dari 35,4 persen di periode yang sama tahun lalu, akibat pembersihan stok di awal tahun. Earnings Before Interest Tax, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp 988 miliar, turun 8 persen dari tahun sebelumnya,
Adapun, laba bersih LPPF pada semester I 2024 dibukukan sebesar Rp 626 miliar, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp683 miliar. Berdasarkan hasil semester pertama, Manajemen memproyeksikan EBITDA tahun buku 2024 sebesar Rp 1,2 triliun.
CEO Matahari, Monish Mansukhani mengatakan, hasil keuangan di paruh pertama menunjukkan lemahnya kemampuan belanja konsumen yang masih terus berlanjut, terutama untuk pakaian dan alas kaki. “Meskipun begitu, kami tetap berkomitmen pada rencana-rencana strategis untuk pertumbuhan jangka panjang.” katanya dikutip Kamis (25/7).
Penutupan gerai
Sejalan dengan kondisi bisnis yang menantang, perseroan mengatakan akan menunda pembukaan gerai baru untuk paruh kedua tahun ini. Matahari secara selektif membuka gerai hanya di mal-mal berkualitas tinggi.
Pada tahun ini, perseroan juga berencana menutup 10 gerai. Sebanyak 7 gerai telah ditutup pada semester I 2024, sedangkan tiga gerai lainnya ditutup pada semester II.
Perseroan mengatakan bakal tetap berfokus pada pengelolaan biaya. Negosiasi biaya sewa pada paruh pertama tahun ini telah menghasilkan penghematan, didukung oleh potongan sewa dan perjanjian sewa yang fleksibel.
Inisiatif untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja telah direncanakan untuk paruh kedua tahun ini dan diharapkan dapat membuahkan hasil positif.
“Kami juga berfokus pada peningkatan operasional dan upaya untuk memperluas jangkauan kami agar bisa melayani pelanggan dengan lebih baik,” ujar Monish.
Strategi bisnis
Matahari akan melakukan sejumlah rencana strategis, terutama dalam hal merchandising. Perseroan berencana untuk meningkatkan produktivitas melalui perluasan area dan penambahan variasi produk dari merek-merek konsinyasi utamanya.
Rebranding merek-merek eksklusif terus dilakukan untuk menarik lebih banyak pelanggan, dan merek in-house SUKO siap untuk memperluas jangkauannya ke lebih banyak gerai.
Matahari juga akan memanfaatkan influencer dan media sosial untuk meningkatkan kesadaran merek. Perseroan juga merencanakan kampanye besar pada paruh kedua tahun 2024 dengan fokus untuk membangun komunitas dan peningkatan keterlibatan merek.
Inisiatif-inisiatif digital terus mengalami kemajuan dengan 58 persen vendor konsinyasi (CV) kini telah bergabung dengan platform pemasok. User experience diharapkan akan meningkat dengan variasi produk CV yang lebih banyak, live commerce, pemenuhan pesanan dari gerai, dan fitur pencarian yang lebih baik.